Menyusul Galuh

2268 Words

"Papa ingin pulang Luci. Papa gak betah di sini. Lagian Papa tu udah gak apa-apa. Rasa sakit kepala Papa juga udah gak terlalu!" Ucap Teo saat siang itu dia hanya duduk menatap langit-langit ruang rawat inap itu. Aroma obat-obatan membuat Teo mual dan tidak bisa menelan makanannya sama sekali. "Papa jangan mulai. Jangan kek Daniel yang rewel. Papa itu masih harus dirawat di sini, setidaknya dua atau tiga hari lagi sampai darah di hidung Papa tidak lagi mengalir." Tolak Luci yang baru selesai memotong kuku tangan ayahnya juga membersihkan rambut kasar di rahang dan lehernya. "Luci, kalo yang ini, entar kalo Papa mandi dan kompres air dingin juga berhenti. Ini biasanya karena cuaca panas saja!" Balas Teo tapi Luci langsung mengeleng. "No. Papa masih harus di rawat disini!" Tolak Luci. "A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD