Sedang dimabuk Cinta, A+

1129 Words
Arya tidak menyadari jika ponselnya terus berbunyi karena dia terus sibuk bermesraan dengan Juwita di cafe itu. Baginya dunia ini hanyalah milik mereka berdua dan tidak ada yang boleh mengganggunya sama sekali. Keduanya pun terus larut didalam dunia cinta yang mereka berdua ciptakan. Tidak ada Meisya atau pun putranya, karena didalam pikirannya saat ini adalah, ingin menikmati tubuh indahnya Juwita hingga dirinya merasa sangat puas. Arya sudah terjebak ke dalam pesona Juwita dan tentunya, Arya sudah sangat tergila-gila terhadap Juwita. Setelah bermesraan dan menghabiskan waktu makan malam romantisnya. Mereka pun pergi meninggalkan restoran itu. "Sayang, bisakah malam ini kamu menginap di apartemen ku? Aku merasa sangat kesepian jika harus tidur sendirian malam ini," ucap Juwita. Dia memeluk Arya dengan suara manja yang membuat Arya tidak rela untuk meninggalkannya. Arya tidak bisa menolaknya karena dia juga memang menginginkan tubuh Juwita yang sejak tadi terus menggodanya. "Tentu saja sayang, malam ini aku akan menginap di tempat kamu dan malam ini juga, aku hanyalah akan menjadi milik kamu sayang," ucap Arya. Dia langsung menciium bibir Juwita dan membawanya masuk ke dalam mobil. Tanpa memiliki rasa malu sedikit pun. Padahal itu adalah tempat umum dan masih banyak orang yang berlalu lalang disekitar mereka. Namun, keduanya sudah tidak peduli lagi dengan semua itu. Karena baginya, dunia ini hanyalah milik mereka berdua saja dan yang lainnya, hanyalah lalat pengganggu. Sambil berjalan keluar, mereka pun akhirnya benar-benar memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu dan menuju apartemen Juwita yang ternyata apartemen itu dibelikan Arya khusus untuk dirinya. Keduanya pun masuk ke dalam mobil dan Arya menaruh tubuh Juwita dengan sangat hati-hati. Karena baginya, Juwita sangatlah berharga dari apapun yang dia miliki saat ini. Cinta, itulah yang mungkin sedang dia rasakan. namun, Arya tidak menyadari jika itu bukanlah cinta, melainkan hanya hawa nafsu saja. *** Dari jauh. Seorang pria tampan berjalan bersama seorang anak laki-laki yang berumur empat tahun. Anak laki-laki itu terlihat sangat tampan dan wajahnya tidak mirip sama sekali dengan pria tampan itu. Saat dia menuntun anak laki-laki itu, tanpa sengaja dia melihat pasangan tidak tahu malu itu sedang berciiuman di tempat umum dan saat itu mereka masih berdiri tepat didepan mobilnya. Melihat itu semua, membuat pria tampan itu langsung merasa terkejut, dia pun harus menutup kedua mata anak laki-laki itu dengan telapak tangannya. "Ray, jangan melihatnya!" Ucap pria tampan itu sambil menutup mata anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu pun langsung menjawab, "Kenapa Ray tidak boleh melihat nya pa! Apakah itu sangat berbahaya?" Tanya anak laki-laki itu yang ternyata bernama Rayyan Zuriel dan pria tampan itu adalah ayahnya yang bernama Steven Zuriel. Pemilik asli dari perusahaan tempat Arya bekerja saat ini. Steven pun merasa sangat kesal dengan tingkah dua orang yang tidak tahu malu itu. Apalagi ada anak-anak disekitar tempat itu. "Ya sangat berbahaya, ini bukan hal yang bagus untuk di lihat anak-anak. Sudahlah, kita harus segera pulang, nenek kamu pasti akan marah jika kita pulang terlambat seperti ini," ucap Steven. Dia pun langsung menggendong putranya dan matanya masih saja dia tutupi. Steven membawa masuk putranya ke dalam mobil dan mereka pun pergi meninggalkan tempat itu secepatnya. Setelah membantu putranya masuk. Steven pun langsung menyusulnya dan secepatnya, Steven membawa pergi putranya dari tempat itu, karena dia juga sangat jijik melihat pasangan yang tidak tahu malu itu. "Sialan! Dasar tidak tahu malu! Dan juga … sangat menjijikkan!" umpat Steven, sambil menyalakan mesin mobilnya. Dia pria single yang belum pernah merasakan jatuh cinta dan tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita manapun. Namun, darimana kah asal putranya itu? Masih sangat misteri. *** Sementara itu. Di dalam mobil Arya. Juwita menyandarkan kepalanya di bahu Arya dan dia terus bersikap manja kepadanya. Setiap ada lampu merah dan mobil mereka pun berhenti, mereka pasti akan menempelkan bibir mereka satu sama lainnya dengan penuh gairah dan mengakhirinya jika lampu sudah berwarna hijau. Itulah yang mereka lakukan hingga mereka akhirnya mereka pun sampai di apartemen tempat dimana Juwita tinggali saat ini. Arya yang sudah terbakar oleh hasratnya sendiri, membuatnya merasa ingin sekali memakan Juwita secepatnya. Dia mengangkat tubuh Juwita yang dan bibir mereka terus menyatu tanpa ingin melepaskan satu sama lainnya. Arya menendang pintu tempat tinggal Juwita karena dia merasa sudah tidak sabar lagi ingin memakan Juwita saat ini juga. "Sayang, kamu milikku malam ini. Jangan pergi ya! Aku mohon sayang!" ucap Juwita, disela-sela dia melepaskan bibirnya yang sejak tadi menempel erat dengan bibir Arya. Arya menatap wajah Juwita dengan tatapan penuh hasrat dan juga dia sudah tidak bisa menahannya lagi. "Tentu saja sayang, aku milikmu malam ini. Aku tidak akan meninggalkan kamu, dan … bisakah kita melakukannya sekarang?" ucap Arya. Dia pun tersenyum nakal dan kembali menyambar bibir Juwita. Mereka pun masuk ke dalam kamarnya dan dengan penuh hasrat mereka pun langsung melepaskan pakaiannya. Arya yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi langsung menindih tubuh Juwita yang sudah polos diatas tempat tidur dan mereka pun langsung menghabiskan malam bersama dengan bercinta sepuasnya tanpa berpikir jika di rumahnya sedang ada seorang istri dan putranya sedang menunggu kepulangannya. Miris sangat miris. Arya sudah terlena dengan hasratnya sendiri dan hanya mementingkan keegoisannya. Dia telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Dengan menelantarkan permata indah yang semua pria menginginkannya dan memungut baru kerikil yang hanya akan menusuknya suatu hari nanti. Percintaan yang panas dan penuh dengan api cinta yang membara, membuat udara dingin dari AC di ruangan itu tidak terasa. Butiran-butiran keringat membasahi tubuh keduanya. Hingga akhirnya, mereka berdua pun melakukan pelepasan terakhirnya. Keduanya mengerang merasa dan merasakan indahnya dunia cinta yang mereka ciptakan berdua. Juwita merasa sangat puas karena semakin lama, dia bisa mengendalikan Arya dan sebentar lagi. Arya akan menjadi miliknya seutuhnya dan istrinya, Juwita akan membuat Arya meninggalkan istrinya dan menjadikan dirinya sebagai wanita satu-satunya didalam hidup Arya. Juwita tersenyum puas saat melihat Arya yang saat ini terbaring lemah disebelahnya sambil memeluknya dengan erat. Dia merasa sangat puas karena bisa menaklukan pria sehebat Arya. Pria tampan, mapan dan juga luar biasa. Sambil menatap wajah Arya yang saat ini sedang menutup matanya karena sedang menikmati pelepasan terakhirnya. Juwita menyeringai sendiri. "Arya sayang, kamu hanya akan menjadi milikku saja. Mungkin saat ini aku masih mengalah karena aku masih menjadi simpanan kamu. Tapi, sebentar lagi. Aku akan menjadi nyonya di rumah kamu dan menjadi istri kamu satu-satunya. Hehehehe … dan seluruh harta kamu itu, akan menjadi milikku!" Ucap Juwita didalam hatinya. Keserakahan dan ketamakan kini merasuk didalam hatinya. Juwita tidak terlalu mencintai Arya. Tapi Juwita hanya mencintai hartanya saja. Sedangkan Arya. Dia bukan mencintainya melainkan dia terlena oleh kecantikan, kepolosan serta kelembutan seorang Juwita yang membuatnya mabuk dalam pesonanya. Setelah pelepasannya selesai. Arya pun bangun dari atas tubuh Juwita dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Mereka pun saling berpelukan dibawah selimut dan menutup mata secara bersama-sama. -bersambung- Dhini-218 only on : Dreame n innovel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD