Keanu and Alisha

1412 Words
"Et buset!" Alisha mengusap kepalanya yang berdenyut akibat hantaman benda keras. Bola voli. Dengan kesal gadis itu bangkit untuk memungut bolanya. "Siapa yang lempar?!" sentaknya galak. Seorang cowok tinggi berlari dari lapangan mendekati Alisha. Tangannya menengadah. "Siniin bolanya," pintanya cuek, tapi tetap ganteng dengan bandana putih di kepalanya. Alisha melotot galak. "Jadi lo yang lempar?" Cowok itu mendengus nafas, satu tangannya bertolak pinggang sambil menatap Alisha jengah. "Kalo iya kenapa? Amnesia lo ketimpuk bola voli doang?" Alisha mendesis sebal. Cowok tinggi itu namanya Keanu. Keanu Garadipta. Alisha tahu dia tergolong siswa pintar, tahun kemarin mewakili sekolah OSN di bagian fisika dan menyumbangkan piala tingkat nasional. Jangan tanya tahu dari mana, sebagian besar cewek di kelas Alisha ngefans sama dia. Alisha melempar bola voli itu tepat mengenai wajah Keanu, sampai cowok itu mengumpat kesakitan. "Satu sama. Makanya kalo nggak bisa maen voli, diem aja di kelas, hapalin rumus tekanan." Setelah mengatakannya, Alisha pergi dengan kaki menghentak.   *** Alisha menguap tertahan. Matanya sudah berat banget pengen merem. Tapi Bu Arimbi masih saja tidak berhenti mengoceh tentang nilai-nilai norma. Cewek itu melirik arloji di pergelangan tangannya. Pantas saja waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Alisha ngantuk banget gustiii. "Alisha!" Bu Arimbi menyentak keras. Alisha yang tadinya sedang menelungkupkan wajah di meja jadi langsung terduduk tegap. Semua mata memandangnya, ia jadi ingin mengutuk dirinya sendiri jadi serpihan debu. "Cuci muka sana!" Dengan segera Alisha bangkit sambil meringis meminta maaf pada Bu Arimbi, kemudian melangkah keluar. "Huwaa anjir mata gue sepet banget!" Alisha berjalan cepat menuju toilet. Toilet di SMA 71 tergolong elit, dengan wastafel yang di depannya terpasang kaca segede reklame —yakalee—, dan juga wc duduk. Lantainya putih bersih dan toiletnya selalu wangi berkat Pak Tohir yang selalu bebersih setiap jam sepuluh dan jam empat sore. Ketika Alisha sampai di toilet, tidak ada siapapun disana. Alisha langsung menuju wastafel, kemudian membasuh wajahnya beberapa kali. Airnya dingin, membuat otak Alisha jadi lebih segar daripada tadi. Seseorang masuk ke toilet. Alisha melirik lewat kaca di depannya, kemudian bola matanya berhasil membelalak. "Heh lo ngapain disini?!" teriaknya kaget. Yang Alisha lihat, Keanu sedang mengunci pintu masuk toilet, kemudian berjalan santai tanpa ekspresi mendekati Alisha. Alisha mendadak gugup, jantungnya berdetak lebih cepat. Keanu pasti mau membalas dendam karena tadi ditimpuk pakai bola voli, kena muka pula. "Ngapain lo?!" Alisha mundur was-was sampai mentok pada wastafel, sedangkan Keanu terus mengikis jarak diantara mereka. "Orang masuk toilet mau rebahan?" "Ya lo salah masuk. Toilet cowok tuh di sebelah, ini kan, hmmph," Alisha tidak bisa menyelesaikan ucapannya, Keanu menyumpal bibirnya dengan ciuman panas. Keanu segera menahan tengkuk Alisha saat cewek itu berontak. Lidahnya segera menyusup ke dalam ketika Alisha membuka mulut ingin berteriak. Terus melumat bibir ranum itu sampai cengkraman tangan Alisha pada lengan bisepnya melemas perlahan. Keanu menjauhkan wajahnya sebentar, menatap bibir yang baru saja dilumatnya, dia kira warna bibir Alisha itu polesan lipbalm, tapi ternyata warna pink itu alami. Benar-benar menggoda. "Kean," Alisha menunduk ketika Keanu akan kembali mencium. Cowok itu membalas dengan dehaman serak. "Lo ngeselin," ucap Alisha pelan, nafasnya masih tak teratur akibat ciuman panas tadi. Pasti pipinya sudah semerah tomat matang. Keanu malah tersenyum miring. "Capek? Makanya diem aja, gak usah ngelawan," balas cowok itu, mendekatkan bibir kemudian menggigit kecil bibir bawah Alisha. Alisha menahan nafasnya ketika tangan Keanu mengerayangi dadanya. "Kirain gede BH doang, eh isinya penuh ya," kekeh cowok itu, memilin-milin puting Alisha di balik seragam. "Ssshhh," Alisha mendesis, menggigit bibir bawahnya untuk menahan erangan. Keanu jago banget padahal cuma main di payudara. Alisha kira dia cuma cowok kutu buku yang hanya tahu rumus momentum, bukan mengerti reproduksi. Sementara tangan kanan meremas payudara, tangan kiri Keanu merambat ke bawah, memainkan area kewanitaan Alisha sampai cewek itu mendesah-desah. Keanu terus menggerakan kedua tangannya sambil memperhatikan wajah Alisha. Mata cewek itu terpejam, alisnya mengkerut, bibirnya sedikit terbuka, sesekali desahan keluar secara spontan. "Enak, kan, Sha?" bisiknya. Entah salah atau tidak, tapi sepertinya Alisha mengangguk pelan. "Lo pernah ena-ena?" Alisha mengangguk kecil. "Dulu, pas pertama pacaran. Dikasih obat, jadi, gue gak inget. Terus, putus, gue, gak mau lagi. Soalnya, dia pengen gituan doang," Alisha menjawab dengan nafas terputus. Dua jari Keanu masuk keluar, sepertinya sengaja karena tahu Alisha juga pernah 'main'. Walaupun cewek itu sudah bilang tidak ingat. "Kean, ahhh," Rasanya Alisha mau terbang, jari Keanu semakin cepat di bawah sana. Kemudian Keanu berhenti begitu saja. Membuat Alisha langsung membuka mata. Mata sayunya menatap Keanu yang juga memandanginya dengan senyuman tipis. "Mau yang lebih enak?" Alisha tahu artinya. "Kalo nggak mau, lo tetep maksa, kan?" Keanu tertawa. "Tau aja si cantik." Lalu Keanu membalikkan badan Alisha sehingga mereka tidak lagi berhadapan. Alisha dan Keanu sama-sama menghadap wastafel, pada cermin besar yang membuat Alisha mampu melihat wajahnya sendiri dan Keanu lewat cermin. Melihat dirinya sendiri membuat Alisha malu. Namun belum sempat bertindak, sesuatu yang keras menghentak masuk ke dalam tubuh Alisha. "Ahhh Kean!" Alisha ingin berontak, tetapi tangannya segera diapit oleh Keanu. "Diem Sha, gue mau kasih lo ingatan tentang enaknya orgasme," bisik Keanu tepat di telinga Alisha, sehingga membuat bulu kuduk cewek itu meremang geli. Keanu sedikit membungkukkan tubuh Alisha kemudian bergerak perlahan. "Hhhh, Kean, malu. Jangan ngadep cermin." Alisha merasa aneh melihat dirinya sendiri sedang bercinta dengan Keanu. Namun Keanu tidak mendengarkan, malah mempercepat gerakannya. "Cuma ena-ena sekali doang dulu, Sha? Punya lo sesak. Tapi enak. Gue berasa lagi perawanin lo." Keanu melihat ekspresi Alisha di pantulan cermin. Cewek itu terpejam. Keanu jadi tersenyum singkat, sepertinya Alisha memang malu menatap dirinya sendiri sedang keenakan.  "Ahhh, Kean. Ohhh, my, gosh. Ahhh." Kean terus menggenjot Alisha dengan kedua tangan meremas payudara cewek itu. Dan Alisha tidak berhenti mendesah. Rambut panjangnya maju mundur mengikuti gerakan Keanu. Keanu menghentikan gerakannya, bahkan melepaskan tongkat saktinya itu dari tubuh Alisha. Kemudian menarik tangan cewek itu memasuki salah satu bilik toilet. Toilet itu kering. Jadi Keanu melepaskan celananya dan juga rok Alisha lalu membiarkannya tergeletak di lantai. Hanya menyisakan seragam atas. "Sini, lo yang main," Keanu duduk di wc. Alisha meneguk ludah melihat kejantanan milik Keanu yang lurus dan terlihat kekar. "Walaupun badan lo putih, burungnya tetap coklat ya," Alisha terpaku. Keanu tidak membalas dan menarik tubuh Alisha mendekat. Mendudukkan cewek itu di pangkuannya, berhadapan. Ia mengeratkan pelukan dan memandu burungnya agar kembali ke sarang. Masuk. "Gerak, Sha," perintah Keanu. Alisha belum pernah melakukan ini, namun mengikuti kemauan Keanu. Bergerak tapi pelan. Alisha mendengar Keanu mendesis sambil terpejam. Apakah cowok itu menikmati gerakannya? Alisha bahkan tidak jago main, tapi Keanu terlihat tidak mempermasalahkannya. Satu tangan Alisha meremas rambut belakang Keanu, tangan lainnya bertumpu di atas paha Keanu untuk membantunya bergerak. Keanu meraih pinggang Alisha. Membantu cewek itu agar bergerak lebih cepat. "Ahhh Ahhh." Tidak ada kalimat lain selain desahan Alisha yang semakin sering. Keanu menikmatinya, desahan Alisha lebih seksi ketimbang video cewek jepang yang suka ditonton Abram, teman kelasnya. "Kean, ahhh, enak, ahhh," Alisha meracau. Walaupun Keanu di bawah Alisha, tetapi tangan cowok itu tetap mengambil alih, terus menggerakan pinggul Alisha dan dia juga bergerak sendiri. "Mau pipis ih," Alisha merengek sambil mencengkram kerah Keanu. "Pipis aja. Pipis enak, Sha," balas Keanu pelan, nafasnya juga terengah, tapi kenikmatan surga dunia ini membuatnya tidak mempedulikan peluh yang mulai keluar. "Kean ih, mau pipis. Duhh, ahhh, ahhh." Keanu semakin mempercepat gerakannya. Dia juga sampai di pelepasan. "Aaaaahhhhhhhh," tubuh Alisha menegang, segera memeluk erat Keanu. Sesuatu dalam dirinya keluar, bersamaan dengan cairan hangat yang memuncrat di dalam tubuhnya. Nafas Keanu memburu, tetapi lelaki itu tersenyum sambil mencium kepala Alisha yang bersembunyi di lehernya. "Enak, Sha, kalo keluarnya barengan." "Malu gue," Alisha tidak mau melepaskan pelukannya, lebih tepatnya tidak mau bertatapan dengan Keanu. Bercinta sampai orgasme seperti tadi merupakan pengalaman pertamanya. Apalagi ini Keanu. Harus Keanu banget, ya? Si anak olimpiade yang nimpuk dia pake bola. Tapi ditimpuk balik, sih. Keanu memaksa wajah Alisha agar mau bertatapan dengannya. Dia menangkup pipi putih cewek itu. Kemudian mereka bertatapan lama dan dalam. "Tadinya gue pengen kerjain lo." Tiba-tiba mata Alisha memanas. "Jadi lo ena-ena begini cuma ngerjain gue?" Keanu mendengus senyum. "Bukan, gue niatnya mau kunciin lo di toilet. Eh taunya lo nggak masuk bilik." "Terus kenapa dateng-dateng cium?" "Abis lo imut." Alisha jadi malu mendengarnya. "Kalo lagi judes ngeselin, kalo lagi gugup imut, kalo lagi bercinta seksi." Keanu mengecup bibir Alisha singkat. "Itu sih lo aja nafsuan," Alisha memukul pelan dada Keanu. Cowok itu cuma tertawa. "Ngomong-ngomong, ini belum lepas," Keanu melirik ke bawah, membuat Alisha ikut mengikuti pandangannya. Tongkat saktinya Keanu masih menancap dalam di tubuh Alisha, dan sepertinya tegang lagi. "Sekali lagi, ya?" bisik Keanu nakal.   ***  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD