“Hah?! Di perkosa?” tanya Yulia seperti dia tengah ingin menelan Allana. Allana tampak tertunduk lesu dengan kabut yang tebal dan tatapan perih penuh luka. Yulia meraih dagu Allana dan menatap wajah sahabatnya itu dengan lekat. "La, ini berat, ini bukan cerita biasa, mengapa kau tak bercerita kepadaku selama ini, berapa lama ini telah terjadi padamu, dan kau simpan sendirian, La?” Suara berbisik Yulia membuat Hati Allana kian perih. Dia bahkan lebih memilih memejamkan mata dan tak menatap mata sahabatnya. Hingga membuat Yulia memijit kepalanya yang mulai terasa pusing, lalu dia menghela nafas panjang. “La, kalau kau bercerita padaku sejak awal kejadian, setidaknya aku bisa menjadi teman curhatmu, itu point pertama. Point kedua, kita bisa cari solusi sama-sama sebelum janin itu hadir

