bc

Noda Merah yang Tertinggal

book_age18+
2
FOLLOW
1K
READ
HE
heir/heiress
drama
bxg
secrets
like
intro-logo
Blurb

Hidup Sania sudah hancur saat berpisah secara sepihak dengan mantan kekasih. Kini, semua masalah bertambah banyak sejak menikah dengan Adam, suami yang begitu baik bagi Sania. Namun, Khaira yang merupakan ipar Sania selalu saja mengusik hidupnya. Akankah Sania bahagia bersama Adam atau memilih pergi meninggalkannya?

chap-preview
Free preview
Masa Laluku kembali
Bola mata seorang wanita mendelik tajam saat fokusnya mengarah ke kamar miliknya, lebih tepatnya milik dia dan suami. Dia hampir setengah menit berdiri mematung menyaksikan perlakuan Adik ipar terhadap suaminya yang sedang tertidur lemas karena sedang tidak enak badan. Adik ipar yang bernama Khaira itu dengan perlahan mengusap kain kecil ke kening suaminya—Adam, sembari sebelah tangannya juga menggenggam tangan Adam. Khaira langsung menyadari akan kehadiran Sania yang masih tetap memandanginya dengan tatapan aneh. “Sejak kapan kamu berdiri disitu?” Tanya Khaira dengan suara terbata-bata. Ekspresi wajah begitu kentara ketakutan, seakan sedang ketahuan mengambil barang milik orang lain. Cekatan, dia membuang kain di tangan ke meja kecil samping ranjang. Lalu, dia berdiri mendekati Sania dengan keadaan panik. “Mungkin sekitar lima menit yang lalu.” Jawab Sania datar dan acuh. Dia melewati Khaira begitu saja. “Kalau sudah selesai, silakan keluar dari kamarku.” “Apa?” Khaira terkejut mendengar ucapan Sania. Tubuhnya memutar, mengikuti kemana Sania pergi. “Kasar sekali ucapanmu, San!” “Aku cuma biasa saja, tidak ada nada kasar, tolong ya!” Sahut Sania, menghadap ke Khaira dengan malas. “Jangan berlebihan.” Sania melipat kedua tangan di dada. Wajahnya tidak berekspresi sama sekali. “Apa kamu marah melihat aku sedang merawat suamimu?” Tanya Khaira penasaran. Seharusnya memang semua istri marah ketika melihat suami diperlakukan lembut oleh wanita lain, termasuk saudaranya sendiri. Tapi dipikiran Khaira, rasa marah bahkan cemburu itu tidak mungkin dimiliki oleh Sania terhadap Adam. “Sejak kamu mulai menaruh rasa pada Adam?” Lanjut Khaira, tidak sabar. “Ah, aku malas ribut denganmu, tolong cepat keluar dari kamar ini.” Sania membelakangi Khaira, lalu duduk di kursi yang menghadap jendela. “Kalau kamu marah atau cemburu, ya kamu rawat suamimu—lah!” Bentak Khaira, terus saja mencerocos. “Kamu bahkan tidak peduli dengannya sejak hari pertama dia sakit. Aku yang membawanya ke rumah sakit, ingat itu!” “Ah, saat itu aku sedang keluar.” “Keluar ke klab malam, kan?” Sania mendelik tajam meskipun tatapan itu tidak digubris Sania sama sekali. “Kamu benar-benar keterlaluan sekali, San!” “Aku sejak lahir memang sudah keterlaluan.” Jawab Sania datar. “Aku paham kamu tidak mencintai Adam, kamu terpaksa menerima lamarannya karena semua orang menganggapmu tidak menyukai pria, kan? Tapi kamu benar-benar keterlaluan kali ini. Dalam keadaan sakitpun kamu masih tidak peduli.” “Ayolah Khaira. Aku sedang tidak ingin berdebat, aku lelah dan ingin beristirahat.” Sania beranjak berdiri, lalu mendorong tubuh Khaira agar cepat meninggalkan kamarnya. “Urusan kita belum selesai, ingat itu!” Ancam Khaira dengan nada tinggi. Pasrah, dia mengikuti keinginan Sania untuk pergi dari kamarnya. *** Sania menghembuskan napas kesal seraya menutup daun pintu kamar, tanpa sadar dia menggunakan tenaga dalam saat mendorong pintu. Alhasil, bunyi keras itu membuat Adam terbangun dan membuka kelopak mata dengan berat. “Sania?” Ucapnya rintih, tidak terdengar oleh Sania. “San…!” Sania memutar tubuh, dan terkejut melihat Adam sudah membuka mata. “Sejak kapan kamu bangun?” Tanyanya dengan nada datar. “Sejak kamu menutup pintu dengan kasar.” Ucap Adam, mengakhiri dengan senyum manis. “Kamu sudah sehat? Kenapa senyum padaku?” “Aku senang masih bisa melihat wajah istriku yang cantik.” “Untuk apa cantik kalau tidak bisa merawat suaminya yang sedang sakit.” Sania berjalan mengarah ke lemari baju, dia pilih dengan cepat sebuah kaos hitam dan rok pendek. Lalu, masuk ke dalam kamar mandi. “Kenapa tidak ganti baju disini saja?” Tanya Adam, sedikit dengan nada kecewa. Jawaban yang dia dapat hanya hentakan bunyi pintu yang tertutup dengan keras. Adam meringis. *** Sebuah benda terjepit diantara jari tengah dan telunjuk mungil milik Sania yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan pakaian santai yang dikenakan, wanita berwajah tirus memiliki lesung pipi itu mengeluarkan asap dari dalam mulut mungilnya. Dia tersenyum lebar melihat Adam mengerutkan kening. “Ayolah, aku sedang sakit.” Ucap Adam dengan manja. “Aku tidak peduli. Aku harus menikmati hidupku dengan baik.” Sahut Sania dengan tegas, sambil mendekati Adam. “Sebegitu benci itukah denganku?” Tanya Adam yang iseng. Dia sudah tahu jawaban apa yang akan Sania keluarkan dari mulutnya. “Aku ingin punya anak.” “Silakan. Kamu bisa menghamili wanita lain.” Dengan entengnya Sania berucap, sambil sengaja meniupkan asap ke wajah Adam. Adam mengerutkan kening, lalu menangkap kepala Sania menggunakan kedua tangan. Perlahan Adam mendekatkan wajah Sania ke arahnya. Hampir tidak ada jarak, anehnya Sania tidak melawan. Wanita berusia 38 tahun itu ternganga, tidak bergerak sama sekali. Mungkin, jantungnya juga tidak berdetak. Adam dengan nekad menempelken benda kenyal warna merah pucat miliknya ke benda yang sama milik Sania. Bedanya, milik Sania berwarna merah muda berbau metanol. Hitungan detik, Adam berhasil menyatukan kedua benda tersebut dalam waktu yang cukup lama. Itu merupakan sebuah pencapaian luar biasa selama dia menjadi seorang suami. Sania segera sadar. Dia mendorong kasar wajah Adam hingga jatuh ke ranjang, bahkan kepalanya terbentur bagian penyangga bagian atas. Sontak, Adam mengerang kesakitan. “Sania!” Protes Adam, mengelus kepalanya berulang kali. “Dasar! Kenapa kamu mele*cehkanku?” “Apa?” Adam melongos. “Aku akan melaporkanmu ke polisi!” Sania meluruskan tubuh yang semula membungkuk. Dia hendak meninggalkan suaminya sendiri tapi tertahan oleh genggaman tangan. Sania melotot, menatap Adam yang sedang melayangkan buku nikah. “Aku akan menjadikan ini sebagai bukti kalau aku tidak berbuat salah.” Adam mengakhiri kalimat dengan tawa terbahak-bahak. “Ayolah… Sania! Kamu milikku. Kita halal! Aku hanya menciu*mu saja.” Tambah Adam ditengah tawanya. “Aku akan melaporkanmu sebagai kekerasan dalam rumah tangga.” “Apa kamu akan melakukan visum bibirmu itu yang sudah dipenuhi oleh racun rokok?” “Racun? Bukankah kamu baru saja menikmati racun itu?” Bentak Sania, masih melototi Adam yang sekarang membeku. Kemudian, Adam segera membekap bibirnya sendiri dengan terkejut. Dalam hati dia membenarkan kalimat Sania. “Apa yang kalian lakukan?” Tanya Khaira, tiba-tiba muncul ke dalam kamar. “Apa kamu sudah sembuh?” Khaira mendekati Adam sambil menyentuh kening kakaknya. Sania hanya melirik sekilas, lalu meninggalkan mereka berdua. “Kamu mau kemana Sania?” Adam beranjak berdiri, mengejar Sania begitu cepat. Dia bahkan mengabaikan Khaira. “Apa urusanmu?” Tanya Sania ketus. “Aku harus tahu kemana istriku pergi?” Tanya Adam penasaran. “Tidak perlu tahu.” Sahut Sania, dengan nada marah, yang berhasil membuat Adam diam seribu bahasa, lalu membiarkannya pergi begitu saja. *** Sania tidak sengaja menjatuhkan bungkus r*kok yang baru saja ia ambil dari tas selempang miliknya. Dia hendak menghisap sebentar seraya menunggu kedatangan bus. Saat dia mengambil, sebuah tangan kekar berwarna gelap ikut memungut bungkus ro*ok itu dengan cepat. Sania terkalahkan. “Boleh aku minta?” Tanya pria itu. “Untukmu saja!” Sahut Sania setelah tahu siapa pemilik tubuh yang berdiri di hadapannya. Cekatan, Sania pergi meninggalkan halte dengan gerakan cepat, berharap tidak ada yang mengejarnya. “Aku dengar kamu akhirnya menikah? Aku kira kamu tidak tertarik dengan seorang pria?” tanya pria tadi. Dia sengaja mengejar Sania. Sania diam seribu bahasa. Mengabaikan setiap kehadiran pria itu yang sekarang berjalan di sampingnya. “Sania?” Panggilnya dengan nada tegas. Karena diabaikan, pria itu menyahut kasar pundak mungil Sania dengan cepat. Sania mengerang kesakitan. “Apa yang kamu lakukan?” “Aku masih mencintaimu!” Ucapnya, dengan serius.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook