Entahlah, perasaan Mia gamang setelah berucap cinta ke Gilang, dan dia yang tidak bersemangat seperti sebelum-sebelumnya, juga tidak sungguh-sungguh dari hatinya yang terdalam. Cintanya tidak terlalu menggebu-gebu sejak resmi bertunangan, ditambah permasalahan yang datang bertubi-tubi. Mia kembali mengingat pesan Ihsan agar dia fokus bekerja dan tidak perlu mempedulikan masalah-masalah kecil. Mia memeriksa ponselnya, ingin menghubungi Ihsan. Entah kenapa dia senang berbincang dengan pria itu, dan waktu terasa tidak membosankan. Baru saja Mia hendak meletakkan ponsel di atas meja kecil, Ihsan menghubunginya. “Halo, Om. Sudah di apartemen?” Mia langsung bertanya. “Sudah dari tadi. Om baru saja selesai mandi dan rebahan.” Mia tertawa senang mendengar suara Ihsan yang lebih segar. “Tad

