Bab 44. Rahasia Kita

1019 Words

Ihsan bangun pukul tiga lebih beberapa menit, dan dia yang memang sudah terbiasa dengan jadwal bangun. Dia bangkit dari rebahnya sambil melepas tangan Mia yang masih memeluknya. Duduk termenung memikirkan apa yang sudah terjadi, lalu pergi meninggalkan kamar. Ihsan kembali sibuk di dapur, membuat es kopi sebagai pembuka hari, juga menyiapkan makanan untuk sarapan bersama Mia. Setelahnya, dia pergi ke ruang latihan untuk mengolah tubuh, melepas penat pikiran dan perasaan yang menderanya. Sejak muda Ihsan memang rajin berlatih dan berolah raga, di mana dia bisa meluapkan segala perasaan, emosi baik dan buruk. Khusus pagi ini, dia yang bertekad menjaga perasaan gadis kesayangan yang tidak lain adalah calon menantunya sendiri. Tidak tahu kenapa gerakan Ihsan tidak semaksimal biasanya, sesek

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD