Ihsan menunjuk sebuah pintu tepat di sebelah pintu kamar Dwi. “Ini,” jawabnya. Wajah Dwi berbinar cerah. “Ah, kita bersebelahan.” “Selamat beristirahat, Dwi,” ucap Ihsan, dia tahu Dwi yang pasti sangat lelah. “Kamu ah, kenapa nggak masuk saja, Ihsan. Hei, aku nggak apa-apa, kita teman dan sudah saling kenal, ‘kan?” ajak Dwi. Ihsan mendengus tersenyum, “Justru kita yang sudah saling mengenal lama, aku menyarankan kamu untuk beristirahat.” “Ihsan, hei.” Dwi belum mau masuk ke dalam kamarnya. “Kita … berdua di sini, dan kekasihmu … ada jauh di sana. Kita mengobrol saja,” ajak Dwi dan dia yang agak memaksa. Ihsan tercenung, ini adalah hari Sabtu dan seharusnya dia berlibur tanpa diganggu dengan apapun atau siapapun. “Oke, kamu beristirahat saja dulu. Aku akan mampir ke kamarmu malam

