Riani kehausan. Dia terbangun dari tidurnya. Perempuan dengan tahi lalat di dekat bibir itu bangun dan menyalakan lampu setelah sengaja tetap berbaring sebentar untuk memulihkan diri. Setelah merasa cukup memiliki kesadaran, dia menyalakan lampu kamarnya. Duduk di tepi kasur dengan perasaan galau. Sejujurnya, dia tidak ingin terjaga di jam seperti sekarang, jam dua dini hari. Sebab, dia pasti akan memikirkan sesuatu yang tidak penting atau menyakitkan, seperti cintanya yang ditolak Ribut atau semacamnya. Kedua, dia akan sulit untuk tidur kembali. Riani menoleh ke gelas air minumnya, kosong. Tadi, saat pulang, dia lupa mengisinya, sehingga sekarang, dia harus pergi ke dapur untuk minum. Tidak ada pilihan. Rasa hausnya tidak bisa ditahan. Tenggorokannya terasa sangat kering dan membuat bibi

