Riani tidak bisa berhenti tersenyum, hatinya riang tidak terkira. Baginya, makan siang dengan Ribut adalah kebahagian tiada tara yang ingin diulanginya lagi dan lagi. Dia ingin menjadi permaisuri yang tidak akan pernah terganti oleh siapapun, termasuk Mana. Kebaikan hati Ribut, perlakuan manis dan perhatian Ribut hari ini, mampu menenggelamkannya dalam kebahagian yang menurutnya, membuatnya semakin dekat dengan impiannya untuk menjadi milik Ribut seutuhnya. Pertunangan bukan apa-apa, selama dia bisa menikahi lelaki itu, Mana bukan ancaman. Setidaknya, Riani berpikir demikian. Meskipun kenyataan tentu tidak seperti yang dipikirkan dan diharapkan olehnya. Ada banyak hal yang tidak bisa dilihatnya dengan mata terbuka karena tertutupi oleh hati dan pikiran yang melayang jauh dan sebenarnya aka
