97. Suara hati

1752 Words

Siang ini, Dewi dan Riani makan siang bersama di kantin perusahaan. Aditya tidak ikut, lelaki itu harus menemani Manager untuk menyelesaikan pekerjaan di luar kantor. Sejujurnya, Riani cukup bersyukur dengan itu, mood-nya sedang sangat buruk saat ini. Semua karena satu orang, Arga. Pagi-pagi, lelaki itu sudah membuat keributan lagi. Padahal, dia sudah menegaskan kalau dia sama sekali tak berniat melamar menjadi sekretaris. Itu benar. Dia hanya perlu menciptakan keadaan yang membuat Ribut menunjuknya. Meski rencana apa itu, dia masih belum terpikirkan, hanya sebatas ide, bukan rencana matang. “Suasana hatimu sedang buruk?” Dewi masih bertanya, meskipun sudah melihat dengan jelas kelakuan temannya, menekuk wajah sejak tadi, cemberut dan tak bersemangat. Bahkan, dia hanya mengaduk-aduk makan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD