Tantangan

1715 Words

Liam's POV Aku setel rekaman ciumanku dan Ami berulang kali. Aku akui, waktu itu aku jahat sekali. Menciumnya paksa dan meminta teman-temanku merekamnya. Rekaman ini akan terus aku simpan untuk kenang-kenangan. Rasanya tak percaya, aku yang dulu begitu membencinya, sekarang menjadi segila ini padanya. Dia berbeda dengan perempuan-perempuan lain yang pernah aku kenal. Aku semakin menyadari bahwa dia memang bukan cewek jadi-jadian setelah perasaanku terhadapnya terus tumbuh semakin dalam. Tiba-tiba suara pintu terbuka. Segera kututup file rekaman kami dan langsung kuklik shutdown. Papa masuk ke dalam kamar. Dia tersenyum dan duduk di ranjang. "Lagi apa Liam?" Tanya papa sambil mengamati layar laptopku yang sedang loading sebelum benar-benar menggelap. "Nothing to do.. Hanya main-main pa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD