Berharap

1329 Words

Apartemen itu berdiri megah di tengah kota, menjulang tinggi dengan jendela-jendela kaca yang memantulkan cahaya matahari. Di balik salah satu pintu apartemen yang tak terlalu mencolok, sebuah kisah penuh gairah akan dimulai. Juwita, dengan langkah mantap dan jantung berdebar, mengetuk pintu tersebut. Tangan terasa dingin, tapi semangatnya membara. "Siapa?" Suara lembut Nathan memecah keheningan, membuat Juwita tersenyum. "Aku, Juwita. Boleh masuk?" Jawabnya dengan nada menggoda. Kunci pintu berputar, dan pintu terbuka. Nathan berdiri di ambang pintu, rambutnya sedikit acak-acakan, namun senyumnya mampu melelehkan hati Juwita. "Selamat pagi, cantik. Masuklah." Undangnya, menyingkir ke samping, memberi jalan. Nathan sudah dari jam enam di apartemennya menghindari Asti. Juwita melangkah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD