bc

MARU

book_age18+
1.1K
FOLLOW
7.8K
READ
sex
others
badgirl
Writing Challenge
like
intro-logo
Blurb

Kisah sepesang manusia yang hidup dalam sebuah perjodohan orang tuanya. Maru, wanita dalam peran utama selalu bahagia sebelum dirinya mengenal Oji yuswar sang suami, tapi kebahiagiannya justru berubah menjadi kisah sedih dalam kehidupannya. Perjodohan yang mereka benci saat itu ternyata membawa mereka kedalam permasalahan yang begitu rumit. Cinta dan kehidupan yang sesungguhnya benar-benar dimulai setelah mereka Menikah.

Mengalami kisah segitiga, cemburu, menangis, bahagia. Dalam kisah ini semuanya terangkum menjadi satu.

chap-preview
Free preview
1
disalah satu gedung mewah bernuasa putih dengan keramaian manusia yang kini tengah menyaksikan dua insan yang duduk berhadapan dengan penghulu. Oji Yuswar pria dengan jaz hitan dan peci diatas kepalanya mulai mengulurkan tangan untuk menjabat tangan sang penghulu "Saya terima nikah dan kawinnya Maru Candra Kumalasari-" "Ih, Kumala sarinya jangan" pengantin wanita menghentikan lelaki yang tengah mengucap ijab kobul, sontak seluruh tamu memandang pengantin wanita bernama Maru tersebut. "Kenapa? Itu nama kamu kan?" tanya Oji Yuswar selaku pengantin pria, matanya mengernyit kepada wanita yang sesaat lagi akan sah menjadi pendamping hidupnya. "Yaiya..tapi gak usah disebutlah kumala sari nya, jelek tau" jawab Maru sembari mengigit pelan bibir bawahnya. mereka saling bertatapan satu sama lain, lelaki gagah dengan mata hazel itu sungguh tak mengerti dengan ucapan wanita disampingnya. "Punten, ini teh jadi nikah gak neng?" tanya penghulu yang sedari tadi bingung dengan permasalahan sepele tersebut tapi di abaikan oleh pasangan yang ada dihadapannya. "Udah kamu diem aja, atau kamu mau yang ucap ijab kobul? Tanya Oji kesal dengan calonnya. "Lah, Lu gimana sih, kan elu laki masa gue yang ngucap" ucap Maru. "Ya kamu-" "Oji, Maru. "Suara candra selaku ayah Maru mengintrupsi, calon pengantin diam dan oji mulai melanjutkan ijab kobulnya. "Saya terima nikah dan kawinnya Maru Candra Kumalasari binti Candra Kuncoro dengan mas kawin separangkat alat solat tersebut dibayar tunai" Oji menyelesaikan kalimat itu tanpa cacat sedikitpun lalu selanjutnya para pengunjung mengucapkan kata "SAH" pertanda mereka sudah menjadi suami istri. Di kursi pengantin Maru terus mengotak atik ponselnya. Setelah ijab kobul pagi tadi tamu semakin ramai berdatangan, tubuhnya benar-benar lelah tapi ayah dan ibunya yang kejam itu tak memperbolehkan dirinya untuk istirahat masuk kedalam. Perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya sungguh membuat Maru ingin berteriak kencang lalu lari dari negara ini, bagaimana mungkin diusianya yang baru menginjak 19 ia sudah dijodohkan dan bahkan sekarang sudah Sah menjadi istri Oji Yuswar pria dewasa 25 tahun yang berprofesi sebagai guru SMK. Pukul 11:00 Maru baru saja diperbolehkan untuk masuk kamar pengantin. "Ini kamar kalian. Silahkan istirahat dan bersenang-senang" kata Candra diiringi senyum jahil disana. Maru hanya memberengut saja lalu menarik ekor gaun putihnya dan duduk dipinggir ranjang setelah menutup pintu. Sedangkan Oji melepas peci hitam yang sedari tadi singgah dikepalanya. Ruangan dengan cat putih bersih kini menjadi tempat istirahat pengantin yang baru saja sah pagi tadi. Oji mengedarkan pandangannya pada kamar yang terhias rapih dengan beberapa bunga yang di tabur dilantai dan sprei putih diatas kasur sana. lalu ia duduk dipinggiran ranjang memunggungi sang istri, ia ingin bersuara tapi cannggung, situasi ini sungguh membuatnya berkeringat memikirkan hal liar yang biasa pengantin baru lakukan. "Mau mandi dulu atau gimana?" tanya Oji sedikit canggung. "Langsung buat anak aja"balas Maru kesal. "Kamu-" "Ya lo pikir dengan keadaan gue yang kek gini bisa apa mandi, lo liat dong gaun gue gede banget" jelas Maru memotong pembicaraan Oji suaminya. Lelaki dengan jas hitam itu mendekat lalu duduk di samping wanita berbadan kecil itu. "Sini saya bantu"kata Oji. Wanitanya hanya menurut lalu memelakangi sang suami agar sreting gaun di belakangnya bisa dilepas. Perlahan tangan Oji menunrunkan sleting gaun itu, matanya memandang kearah lain, entah mengapa dadanya mendadak bergemuruh, keringatnya mulai keluar padahal ia hanya menurunkan sleting gaun saja, belum melakukan hal lain yang bisa membuatnya mabuk kepalang. "Udah belum? Lama banget, lo cari kesampatan dalam kesempitan ya" ucap Maru dengan nada tinggi yang terkesan menuduh. "Sudah"balas Oji lalu cepat-cepat bangun dari tempatnya. "Kamu dulu aja yang mandi" kata Oji membelakagi Maru yang masih duduk dipinggir ranjang dengan gaun bagian belakang terbuka. Wanita pendek nan mungil itu berdiri lalu memandang sejenak tubuh Oji yang tengah membelakanginya, satu ide jahil muncul dalam otak nakalnya. "Kenapa gak mandi berdua aja, kan kita udah suami istri" kata Maru mencoba menggoda Oji. Sedang yang di goda semakin gugup, deru jantungnya semakin kencang dan keringat mulai berubah menjadi dingin seperti es, dalam hati ia berdoa agar sang kuasa memberikan pencerahan padanya. "Saya mau kedapur dulu" ucap Oji mengalihkan pembicaraan hendak pergi sebelum tangannya dicekal oleh Maru. "Mau pergi kemana suamiku...."ujar Maru dengan nada yang manja, tubuhnya mulai mendekat kearah tubuh bidang lelaki yang tengah menahan hasrat. "Ambil Air"balas Oji menghindari tatapan nakal maru, sungguh ia sudah tidak bisa berlama-lama lagi disini. "Haus, ya...padahal belum ngapa-ngapain, kok udah haus aja" Ujar Maru masih menggoda, bahkan jemari nakalnya sengaja mengelus lengan suami yang pagi tadi mengucap ijab Kobul. Setelah mengucapkan kata itu Oji segera mungkin pergi dari kamar, ia tak pernah tahu kalau Maru wanita yang di jodohkan orang tuannya itu mempunyai otak mesum, ia kira wanita itu lugu, dan anggun tapi ternyata sungguh luar biasa kenyataan yang harus ia terima. Oji masuk kedalam kamar lagi pukul 01:00, perlahan ia membuka pintu berwarna pink, dilihatnya wanita yang tengah tidur pulas diranjang besar itu. Wajah lelah itu terpancar jelas disana, Oji tersenyum membayangkan kehidupan selanjutnya bersama wanita yang menurutnya masih kanak-kanak tapi dengan otak dewasa. Ditarik selimut tebal berwarna merah muda tersebut untuk menutupi  tubuh sang istri, lalu jemarinya merapihkan anak rambut yang sedikit berantakan itu. "Semoga saya bisa membimbing kamu kejalan Allah, begitupun sebaliknya" ucap Oji pelan sembari bibirnya menarik sebuah senyum yang amat manis. Pagi hari Maru dibuat kesal oleh pria yang baru sah menjadi suaminya kemarin. "Sholat dulu Maru..."ucap Oji untuk yang kesekian kalinya, tak disangka membangunkan Maru tidur seperti membangunkan orang pingsan. "Maru Candra Kumalasari...-" "Elo manggil gue ada kumala sarinya gue cipok lo" potong Maru masih memejamkan mata, sungguh ia benci nama kumala sari. "Saya akan terus panggil nama kamu seperti itu kalau kamu gak mau sholat"bantah Oji. Dengan terpaksa wanita bertubuh kecil itu duduk sembari berusaha membuka matanya yang terasa berat. "Cuci Muka lalu Sholat"Kata Oji. "Elo tau gak sih gue Ngantukkkkkk" "Kumalasari..." "ISH. IYA!" kesal Maru segera pergi kekamar mandi untuk membasuh muka dan mengambil air Wudhu. Setelah selesai mengambil air Wudhu Maru memakai mukenah merah yang ia ambil dari dalam lemari, sedangkan Oji sudah siap sedari tadi dengan sarung, baju koko serta peci yang dikenakannya, tubuhnyapun sudah harum maskulin yang ia poleskan dibagian baju koko dan lehernya. "Lain kali biasakan bangun pagi, solat subuh, kamu kan muslim" ucap Oji lembut, sedangkan Istrinya mendengarkan dengan malas, sebelumnya Maru memang jarang sholat,bahkan jika pagi ia selalu bangun jam 9, jadi wajar jika ia begitu kesal dengan kehidupan yang baru  dimulainya saat ini. "Ini pertama kalinya saya menjadi imam untuk istri saya" kata Oji lagi, sebelum dirinya memposisikan diri menjadi imam. "Terus?" tanya Maru dengan nada lemas khas orang bangun tidur, ia tidak ingin menanggapi ucapan suaminya yang menurutnya itu sangat memusingkan kepala. "Jadi makmum yang baik, doakan yang terbaik untuk suamimu ini, karena allah akan mengabulkan doa istri yang baik untuk suaminya" jawab dan jelas Oji, Maru menghembuskan nafas pelan. "Elo kaya Pak ustad tau gak" balas Maru, suaminya hanya menggelegkan kepala sembari tersenyum lalu mengambil tempat kearah kiblat begitupun Maru. Mereka sholat bersama untuk pertama kalinya, 2 rokaat waktu subuh hanya membutuhkan waktu 8 menit, setelah tahyat Akhir dan mengucapkan salam Oji mengubah posisi kearah Maru. Betapa terkejutnya ketika sang istri masih dalam posisi sujud sedangkan dirinya yang menjadi imam sudah selesai mengucap salam. "Maru..."ucap Oji pelan, tapi istrinya masih sujud saja. "Maru..."ucap Oji lagi seraya tangannya menepuk pundak maru pelan. "Enghh..."lenguh Maru mengubah posisinya tertidur miring di sajadah. "Astaghfirulah Halazim...Maru....."ucap Oji mengelus dada karena istrinya tertidur ketika sedang solat.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
114.4K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.6K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
475.0K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook