Extra Part 13

1137 Words

Sadam menunggu. Tapi jawaban itu tak kunjung terucap. Wajah Cici merah, bibirnya bergetar, matanya menatap ke mana-mana kecuali padanya. Dan sesuatu di dalam d**a Sadam runtuh atau mungkin justru tumbuh. Tanpa bisa menahan diri, ia mencondongkan tubuhnya maju, perlahan, seperti seseorang yang memilih jatuh ke jurang dengan kesadaran penuh. Bibirnya menyentuh bibir Cici sangat lembut, hanya beberapa detik, hanya sebuah pengakuan diam. Ia hendak mundur. Tapi Cici menangkap tengkuknya. Dan dunia berhenti. Dalam satu tarikan napas, Cici menariknya kembali. Bibir itu, yang baru saja disentuh Sadam sekilas kini bergerak, membalas dengan ragu, lalu dengan keberanian kecil yang tumbuh di sela-sela luka dan ketakutannya. Sadam merasakan tubuhnya gemetar, bukan karena dingin, tapi karena kehanga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD