Separuh Nyawa

1889 Words

Malam itu meja makan keluarga Adikara dipenuhi aroma daging panggang dan suasana yang menegang. Tak ada yang banyak bicara, hanya denting garpu sesekali dan suara sendok menyentuh piring. Antika duduk diam di ujung meja, nyaris tak bersuara, pandangannya sesekali terarah ke Nagara yang duduk di seberang. Santosa, sang ayah, menatap tajam setiap kali pria itu berbicara. Hubungan mereka memang dingin sejak dulu, sejak Yayasan keluarga diambil alih oleh Nagara, anak angkat yang dianggap “menyalip darah sendiri.” Hingga akhirnya, Pitaloka membuka suara dengan senyum lebar. “Tadi Om sempat ngomongin soal beberapa sistem yang mau diubah di Yayasan,” katanya santai, menatap Santosa. “Kita diskusi cukup lama, dan ternyata banyak banget kesamaan antara pemikiran aku sama Om. Om bantu banget aku h

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD