Dua Langit Takdir

2067 Words

“Jangan kasih tahu, please. Gue udah mulai tenang hidup di sini, Ci. Tolong sembunyikan, ya. Dia mungkin cuma penasaran doang sama gue atau mau pastiin kalau anaknya udah lenyap atau enggak.” Suara Antika terdengar rendah, bergetar di antara napasnya yang berat. Ia duduk di tepi ranjang kayu mungil di lantai dua, jari-jarinya menggenggam ponsel dengan kuat sementara matanya menatap keluar jendela besar. Cahaya siang di Chartres menelusup masuk, lembut dan keemasan. Dari balik kaca, ia bisa melihat menara Katedral Notre-Dame de Chartres menjulang di kejauhan, loncengnya berdentang ringan menyapa sore. “Tapi… setelah dia sebulan gak masuk kampus, dia nanya ke gue, lo di mana. Kayak yang bingung dan juga lesu. Mungkin nyesel, An?” Nada Cici di seberang terdengar ragu. Antika terkekeh hamb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD