Rapat selesai, pintu kaca perlahan menutup dan menyisakan dua orang yaitu Antika yang sibuk mengikat map dan merapikan print-out, serta Nagara yang masih duduk, memandangi meja atau mungkin memandangi punggung Antika dari ujung pandangannya. “Untuk minggu pertama, target Bapak harus clear,” ucap Antika akhirnya, suaranya datar namun rapi. “Semua manuskrip yang tertunda wajib melewati screening metodologi dan language-polish dasar. Paling lambat Jumat sore, draf yang siap soumission ke jurnal sudah ada di folder Ready-for-Review. Saya sudah tandai journal scopes dan author guidelines-nya di lembar ringkas. Mohon diikuti.” Nagara mengangguk pelan. “Baik. Kalau di luar jam kerja… apakah saya bisa menghubungi kamu untuk hal teknis?” “Tidak.” Antika tidak menoleh, kertas tetap berdesir di ta

