Harapan bisa bersatu dengan pria yang dicintai rasanya sangat jauh dari angan Zoya. Wanita muda itu bisa saja berontak namun dalam hati kecilnya ingin tetap tinggal karena keluarga. Setiap melihat wajah Ibunya, Zoya begitu sedih. Tak ingin membuat senyum kebahagiaan di wajah tua itu lenyap karena antusias menyambut pernikahannya dengan Matthias.
Setelah pertengkaran dengan sang Ayah Zoya enggan sekali bertatap muka dengan pria itu. Ia merasa Ayahnya kembali mendorong dirinya ke tepi jurang namun ada tali yang mengikat di bawahnya. Ia tahu tak ada seorang Ayah yang ingin putrinya hidup sengsara apalagi menderita. Ayahnya pun tidak salah karena dulu ia memang yang telah memilih Matthias.
Matthias pun tidak salah karena menjaga dirinya yang berstatus tunangan pria itu. Apalagi Enzo, pria i
