Zoya tak tahu kenapa setiap bersama Enzo, ia seperti terhisap ke dalam pusaran emosi yang tak terkendali. Api semangatnya yang biasanya membara, tiba-tiba meredup dan berubah menjadi bara yang membara dalam hatinya. Ia merasa tak berdaya melawan tarikan kuat yang membuat dirinya terus melangkah lebih dekat dengan Enzo. Logikanya berteriak keras, memperingatkan bahwa ini adalah kesalahan besar, tapi hatinya yang seperti setan kecil, terus membisikkan kata-kata manis yang membuatnya semakin terlena. Pelukan hangat Enzo seperti racun yang menyebar ke seluruh tubuhnya, membuatnya merasa hidup kembali. Zoya tahu, ia seharusnya melawan, tapi hatinya sudah tidak bisa menolak lagi.
Ciuman yang penuh tuntutan itu akhirnya terbalaskan, tangannya terulur memeluk tubuh tegap yang menindihnya dengan e
