Pak Ferry tiba di kantor polisi. Dia mendapat telepon dari pihak kepolisian perihal Shania yang ditangkap bersama pacarnya yang seorang gembong narkoba. Saat bertemu Shania wajahnya bersedih. Anak perempuan satu-satunya yang sangat dia cintai harus meringkuk dalam sel tahanan di kantor polisi itu bersama dengan pacarnya. "Kamu sabar ya, Nak, Papa akan mengeluarkanmu dari sini," ucap Pak Ferry dengan tatapan sedih. Hatinya hancur melihat Shania yang penampilannya kini berantakan. Rambut acak-acakan, pakaian juga sudah tidak rapi lagi. Duduk di lantai dan melepas high heelnya. "Pa, aku tuh mestinya enggak ada di sini. Tolongin aku, Pa. Aku enggak mau ada di sini," rengek Shania pada Pak Ferry. Sel tahanan bukan tempat yang nyaman buat Shania. Apalagi dia yang terbiasa hidup serba mewah.