Siapa?

1496 Words

“No, Sir, No.” Nawa terus menggeleng. “Wiw, wow, wow. Amazing banget brether gue!” Bima memekik. “Agak laen, hukumannya langsung dikawin.” Brama mengoperasikan ponsel, lalu meletakkan pada telinganya. “Tolong ke rumah sakit sekarang juga. Bawa satu pemuka agama di desa dan satu saksi. Saya ingin menikahi Nawa. Nanti saya share loc rumah sakitnya.” “Sir!” Nawa menggeleng, air matanya berlinang. “Bukan pernikahan yang prosesnya dicicil seperti ini yang saya mau! Saya ingin menikah sekali dan untuk seumur hidup!” Brama menatap Nawa tajam. “Saya nggak peduli. Dan saya mengajakmu menikah, bukan mengajak berz*na. Jadi, di mana letak salahnya?” “Tapi saya nggak mau nikah sekarang!” “Bre, kalau kakak ipar menolak, jangan dipaksa.” Bima berusaha bernegosiasi. “Diam lo, Bim. Ini hidup gue. Gu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD