Nawa menunggu panggilan video dengan cemas sambil menimang-nimang paket dari sang tunangan. Ia menebak-nebak isi dari kotak berukuran sedang tersebut. “Ini orang hobi, ya, bikin orang penasaran.” Capek menebak-nebak, Nawa pun merebahkan diri di ranjang. Ia memutar-mutar cincin tunangan yang disematkan Heru tadi pagi. Hari ini benar-benar melelahkan. Namun, tidak dipungkiri ia bahagia. “Apa secepat ini hatiku mulai terbuka untuk pria songong itu?” Nawa mengulum senyum, terpejam, lantas menutup wajah dengan telapak tangan. Teleponnya berdering beberapa waktu kemudian saat dirinya diambang rasa kantuk. Ia pun mengangkatnya. “Sir! Jangan macam-macam, ya!” pekik Nawa saat melihat di layar ponsel. Brama melepas baju dan bertela*jang d**a. Mata Nawa ternoda dengan perut kotak-kotak milik pri