T3mbakan

1426 Words

“Nawa ....” Brama berucap lirih, perlahan-lahan merangsek masuk kamar. “Mau ke mana kamu? Haram bagimu mendekati adikku!” tekan Zidan sambil mencekal pergelangan tangan Brama ketika melintas di sampingnya. “Ke mana saja kamu baru muncul sekarang? Habis jalan-jalan nyari lont*? Lalu baru ke sini lagi setelah semua kacau! Iya! Kamu itu pecundang, pembohong! Kepa*at!” “Mas, tapi aku–“ “Dia sudah kamu permainkan. Dia sekarang kesulitan napas gara-gara kamu. Adikku sudah hancur. Puas kamu, Brama, hah? Puas kamu sudah merusak adikku!” Sekuat tenaga Zidan mengelola emosinya agar tidak melayangkan bogemnya pada adik iparnya ini. Tangannya mengepal kuat. Namun, jika emosinya sudah meledak, ia tidak bisa menjamin tangannya akan sabar tetap berada pada tempatnya. Brama bukan orang sembarangan. Zi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD