21- Menunggu Malam

2039 Words

Dinda menunggu Bani membuka pintu unit apartemennya dengan passcode dalam diam. Di tangannya Dinda menenteng bungkusan berlogo supermarket yang terletak di lantai bawah apartemen Bani tersebut. Isinya adalah amunisi untuk obrolan panjang nanti malam. Itu kata Bani. Dinda mendongak ketika suara klik pertanda pintu terbuka terdengar, kemudian yang Dinda lakukan selanjutnya adalah melangkahkan kakinya memasuki unit apartemen tersebut setelah melepaskan sepatunya. “Kita mau ke atap sekarang?” tanya Dinda setelah meletakkan belanjaan di tangannya ke atas meja bar. Bani rupanya sedang berada di kamarnya entah melakukan apa, tapi karena pintu kamar yang dibuka dia masih bisa mendengar suara Dinda dan menjawab, “Nanti aja malem, abis magrib! Shalat dulu.” Dinda mengerjap. Apa dia tidak salah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD