96 - Tentang Hati

1290 Words

“Ra, aku mau bicara.” Nera menghela nafas. Ia berbalik, tidur menyamping. Kalimat Aidan tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya. Ya, pada akhirnya ia tak mendengar sepatah katapun dari Aidan. Ia menolak untuk bicara dan memilih segera menemui Pramana. Untungnya, saat ia tiba urusan Pramana sudah hampir selesai dan ia bisa mengantarnya pulang. Sebelum masuk ke mobil Pramana tadi, Nera bisa melihat kekecewaan di wajah Aidan. Tapi ia tak lagi peduli, lebih tepatnya berusaha tak peduli. Mereka sudah tak lagi ada urusan. Nera bisa memahami penderitaan Aidan. Sudah, sampai situ saja. Tak boleh ada kelanjutannya. Untuk yang kedua kalinya, Nera menghela nafas. Kali ini berbalik lagi. Menatap langit-langit kamar yang cukup tinggi. Membuat kamar ini terasa lebih sejuk. Tiba-tiba, suara ketukan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD