“Kenapa malah diam saja? Apa kamu tidak ada keperluan sama sekali?” tanya Irna dengan nada tidak sabar. Jika sudah seperti itu, biasanya Irna ingin sekali mengusir orang tersebut keluar dari dalam ruangan kerjanya. “Kamu marah padaku?” Tanya Eroine dengan suara pelan dan hampir tidak terdengar olehnya. “Entahlah, aku merasa kalau kamu sudah menipuku mentah-mentah! Kamu sangat kejam sekali.” Irna memasang wajah tertindas. Wanita itu berulangkali menghela napas berat. Irna menopang pipinya, dengan malas wanita itu menatap Eroine yang kini masih berdiri tidak jauh dari meja kerjanya. “Srak!” Eroine menarik kursi di depan meja kerja Irna, lalu duduk di sana. “Tentang pria yang memiliki jas ini, aku melihat masa lalunya. Dan aku melihat masa depannya, Dark dan Welrent. Sepertinya mereka akan