Chapter 42

1135 Words

Lauren menatap potongan-potongan kain di atas meja yang telah ia gunting sesuai pola yang ia gambar dengan tatapan kosong. Lebih tepatnya, otaknya yang saat ini sedang kosong. Ia tak tahu harus melakukan apa. Pikirannya dipenuhi oleh Byll. Dan ini adalah pertama kalinya ia memikirkan seorang pria. Ia lalu menghela nafas kemudian mulai menyatukan kain-kain tersebut menggunakan benang dan jarum melalui mesin jahit. Kain yang akan ia ubah menjadi sebuah gaun yang sangat indah untuk Fashion Week yang akan diadakan kurang lebih empat bulan dari sekarang. Namun sayangnya, pikirannya justru melayang entah ke mana memikirkan sesuatu yang tidak penting dan membuatnya hampir gila sejak kembali dari Indonesia. Dengan hati-hati, Lauren pun mulai menjahit kain tersebut dan berusaha melakukannya denga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD