Pengantar

222 Words
Tubuh Irina terpental hingga ke tembok basement karena Rayen menyentaknya dengan keras dan memegang bahu Irina hingga menempel tembok. “Why?” Ucap Rayen dengan mata tertutup. “...” Irina hanya menatap wajah Rayen dengan bingung. “Kenapa kamu pergi saat aku membicarakan masalalu?” Lanjutnya sembari membuka mata dengan nafas terengah. “Karena memang saya  harus ke toilet. Dan kenapa anda perduli, saya mendengar atau tidak?” Sengit Irina tak terima dengan tuduhan Rayen “Jangan pernah berbicara formal saat kita sedang berdua. Aku muak.” Murka Rayen. “Maaf, tapi sekarang anda adalah klien saya.” Irina tak ingin mengalah kali ini. “Oh, ya aku adalah klien kamu hari ini kan.” tandas Rayen. Entah apa yang harus dilakukan Irina saat mata Rayen terlihat memerah dan penuh emosi, tapi Irina tidak mau mengalah dengan pria egois dan paling dia benci ini hingga tanpa Irina duga Rayen mendekatkan wajahnya dan tanpa berfikir lagi Irina segera melangkahkan kakinya untuk menghindar. Terlambat. Rayen menarik tangan Irina hingga punggung Irina menempel di tembok lagi dan menyurukan wajahnya dan menempelkan bibirnya dengan kasar dan melumat bibir Irina. sesaat, Irina terhanyut dalam lumatan kasar yang diberikan Rayen, kasar namun menggoda tapi seketika Irina tersadar setelah tangan Rayen mulai menyeruak kedalam rok selututnya. Irina meronta dan berusaha melepas cengkraman Rayen hingga tangannya terbebas dan... PLAKKK 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD