Suara Ratih terdengar pelan dan ragu, namun Marisa bisa merasakan nada khawatir dari setiap ucapan yang terlontar dari setiap pertanyaannya. Mungkin salah satu candu yang membuat Randi enggan melupakan sosok wanita itu, salah satunya karena Ratih memiliki suara yang merdu, lembut dan menenangkan. Tidak seperti dirinya yang terdengar seperti suara petir, apalagi ketika marah. "Bagaimana keadaan mas Randi, Ris?" Tanya Ratih untuk kesekian kalinya. Seolah tidak percaya dengan jawaban Marisa sebelumnya yang mengatakan Randi baik-baik saja. "Kalau kamu tidak percaya, silahkan tengok sendiri." Balas Marisa. "Sekarang kamu dimana?" Tanya Ratih. "Kerja." "Kerja?" Ratih seolah tidak percaya, dalam keadaan seperti ini Marisa tetap bekerja dan memilih untuk meninggalkan Randi di klinik. "Ran

