"Sepertinya saya sudah berada di level sekarat. Kalau belum ada lampu hijau dari Eyang, ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Stress berat atau nekat culik Azkia lalu kami kawin lari." Aku mengatakannya dengan ekspresi serius, meskipun di dalam hati sana jelas tidak mau segila itu. Kalau sampai terjadi opsi kedua, berarti aku pria yang pengecut. "Saya tidak pernah sefrustasi ini, Yang. Saya tidak keberatan bekerja 24 jam selama satu bulan, tapi kalau diminta menjauhi Azkia, saya tidak bisa. Sudah tertarik sampai mampus." "Mas, tolong omongannya dijaga. Kasar sekali, Eyang tidak suka dengarnya." "Kalau begitu jelaskan apa yang Eyang suka. Jelaskan apa syarat supaya saya diterima. Kalau diingat-ingat, setiap saya kemari yang saya dapat cuma nasihat, ceramah, kultum, renungan diri, perba