88

1775 Words

Shakka menahan napas begitu elevator semakin membawanya menuju Wyne yang sudah ia kurung berhari-hari. Bukan bermaksud mengabaikan wanita itu, tapi Shakka menjadi hm.. katakan lah terlalu sibuk sampai melupakan fakta bahwa Wyne masih berada di kamarnya di hotel Papa. Kalau bukan karena Gara yang menghubunginya, Shakka mungkin belum akan berada di sini. “Tuan, Nona sepertinya masih menunggu Tuan. Nona menolak saat saya ingin mengantarkannya pulang dan yang paling penting, mata Nona tampak sembab. Pasti karena menangisi calon suaminya yang ia rindukan,” begitu kata Gara yang masih sempat sempatnya mengejek Shakka di akhir kalimatnya. Tepat setelah mengingat ejekan Gara untuknya, Shakka langsung bertemu dengan pria itu. Dia berdiri di depan pintu menggantikan salah satu pria tambun yang ia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD