13

1287 Words

Bintang beberapa kali menghela nafas sambil menatap Kania yang asyik menyantap makanannya. Berat rasanya memulai pembicaraan ini. Bagaimana kalau Kania tidak mau mengakhiri semuanya? Bagaimana kalau ibu juga tidak setuju? Tapi, sebelum terlalu jauh harus diselesaikan lebih awal. "Kania..." "Ya?" "Apa.. makanannya lezat?" "Tentu saja. Ini sangat lezat apalagi ini pertama kali Abin ngajak duluan makan bersama." Kania tersenyum lebar. Dari wajahnya sangat jelas ia sangat bahagia. Bintang tersenyum miris. "Kau suka?" "Oh. Tentu. Makanan apapun yang Abin pesankan pasti aku suka." "Kania kau tahu kan aku menyayangimu?" "Ya. Tentu saja." "Kau percaya padaku aku tidak pernah membencimu?" "Ya. Kenapa?" "Bagaimana kalau ini makan bersama kita yang terakhir?" "Apa???" Kania menghentika

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD