17

1533 Words

Bintang : Aku mengetuk pintu rumah Aisha. Dari luar terdengar suara canda tawa keluarga Aisha yang sedang melepas rindu dengan putri mereka yang sudah lama merantau di luar kota. Ya, dia Aisha-ku, tawanya sangat kukenal. Saat mendengarnya tertawa bahagia seperti itu, membuatku ingin segera membawa dan menariknya dalam pelukan. Memastikan agar tawa bahagianya akan selalu ada jika ia hidup bersamaku kelak. Ya, aku berjanji akan hal itu. Aku mencoba mengucap salam barangkali mereka tidak mendengar ketukan pintu saking asyiknya bercengkrama. Dan terdengar seseorang membuka pintu. Aku memasang senyum. Sepertinya ini Fatima adik bungsu Aisha. Dia seperti kaget lalu menutup pintu kembali dan berlari kedalam. Mungkin anak itu memberi tahu ibunya siapa yang datang. Aku masih menunggu. Dan bena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD