Pagi ini, Belle sudah memulai harinya dengan mencuci pakaian keluarganya. Dipisahkannya pakaian putih dan berwarna. Pakaian dalam dan kemeja kerja Phill juga diperlakukan khusus dengan cuci menggunakan tangan. Dulu, Belle lebih sering menggunakan jasa laundry dan Phill tidak mempermasalahkan itu. Sekarang Belle berusaha agar melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik. Sudah hampir 8 bulan ini, Belle belajar menjadi istri yang baik untuk Phill. Namun, kekecewaan yang selalu didapatkan oleh Belle.
Phill sama sekali tidak pernah mempertanyakan mengapa dirinya berubah ataupun membahasnya.
Selalu menunggu, hingga Belle merasa mulai lelah dengan penantiannya. Demi Kimora, anaknya yang mulai tahu dirinya sering menangis diam-diam karena Phill, Belle terus berusaha agar selalu memenangkan hati Phill. Hanya saja, wanita lain sudah memenangkan hati itu.
Bukan dirinya yang seorang istri bagi Phill.
.
.
.
.
.
"Mas, kita ke rumah sakit ya. Kamu pucat sekali." ucap Belle ketika melihat wajah Phill.
Phill hanya mengangguk dan Belle segera menuntun suaminya untuk masuk ke dalam mobil agar mereka bisa segera ke rumah sakit.
Phill di diagnosis Dokter menderita
typhoid karena terlalu sering jajan diluar dan jarang makan teratur. Dia harus di rawat di rumah sakit karena sudah terjadi perforasi di ususnya.
Belle melihat suaminya memang lemas dan tampak tidak berdaya. Dia menyalahkan dirinya karena tidak lebih memperhatikan suaminya. Tidak memastikan dia benar-benar makan dengan sehat walaupun Phill ketika ditelepon selalu mengatakan dia sudah makan.
Mencoba menebus kesalahannya, dia merawat Phill dengan baik. Phill sedikit kesulitan untuk mau makan dan Belle sedikit jengkel karena suaminya tidak mau disuapi oleh dirinya.
"Mas... Makan lah. Biar cepat sembuh." Belle sudah putus asa mencoba menyuapi Phill.
"Nanti saja, aku belum lapar." Phill mengalihkan pandangan matanya.
Krieet.
Pintu ruangan terbuka dan menampilkan teman-teman kerja Phill. Meisha juga turut hadir di sana bersama dengan sekumpulan kelompok kerja itu.
"Wah, susah makan ya? Pak Phill manja minta disuapin." ledek Meisha dan menimbulkan tawa di ruangan itu.
"Padahal kalau di kantor terlihat pendiam dan dingin ya. Ternyata di rumah menye-menye juga sama istri." ledek teman-teman Phill yang lainnya.
Mata Belle menangkap sinar mata Phill yang berbeda saat melihat Meisha. Wanita yang dicintai suaminya itu membuat senyuman di wajah Phill yang telah mendung beberap hari ini selama di rumah sakit.
"Sini coba saya yang suapi Bu..." ucap salah satu teman kantor Phill - Gagas.
Gagas mengambil piring dari tangan Belle dan menyuapi Phill. Tentu saja Phill menolak suapan main-main Gagas yang sebenarnya hanya ingin menjahili Phill
"Kalau saya gak mau disuapi oleh istri saya, apalagi sama kamu, Gagas..." gerutu Phill yang langsung menimbulkan gelak tawa lainnya.
"Coba deh, si Meisha yang suapin." Gagas menyerahkan piring itu pada Meisha.
"Hahaha. Apalagi sama saya ini. Harus dicubit dulu biar makan. Mau makan atau cubit, Pak?"
tanya Meisha jahil.
"Ah! Oke saya makan. Demi kedamaian bumi ini. Cubitan kamu sakit Mei, mendingan saya mengalah." Phill mau disuapi oleh Meisha dan semua teman Phill riuh.
"Bu Belle, kalau mau suapi Pak Phill harus diancam dulu. Cubitan tuh." semua tertawa melihat Phill yang habis memakan makanannya dengan di suapi oleh Meisha.
Bagaikan ditabur oleh lada, ada serpihan air mata menggenang di mata Belle tanpa disadari oleh keramaian itu. Belle diam-diam keluar dari ruangan itu dan membiarkan Phill menikmati momen bersama dengan Meisha.
Di dalam hati Belle, dia sudah merasa kalah dengan pernikahan ini. Sampai kapanpun, sekuat apapun, sekeras apapun perjuangan Belle untuk memenangkan hati suaminya sendiri tidak akan pernah berhasil.
Kimora melangkah mendekati Ibunya yang tertunduk lemas meratapi kelelahan hatinya. Bukan tubuhnya yang lelah, perasaannya lah yang telah letih dengan semua keadaan yang nyata ini. Phill yang tersenyum pada Meisha-wanita sederhana idaman Phill itu tidak akan pernah bisa memberikan senyuman yang sama pada dirinya sendiri yang merupakan istri Phill yang sah.
"Mama kenapa?" Kimora bertanya pada keheningan Belle yang berkutat pada perasaan dan pikirannya.
"Mama hanya lelah, Kim." jawab Belle masih dalam tundukkan kekalahannya.
"Mau Kim pijitin, Ma?" Kimora segera mengambil tempat duduk disamping Ibunya dan memijat tangan Ibunya yang sedang merasakan kesedihannya.
"Terima kasih sayang. Mama sudah tidak apa. Mama punya Kim yang tulus sayang sama Mama. Mama jadi semangat lagi. Cium Mama dulu, sayang."
Kim menuruti permintaan Ibunya yang masih memandangnya dengan genangan air mata.
"Terima kasih, Kim. Mama sayang kamu."
.
.
.
.
.
Membiarkan Phill mencintai Meisha dalam diamnya, itulah keputusan yang diambil oleh Belle. Hanya itu yang memacu semangat Phill. Meisha masih sering menjenguk Phill karena rumahnya dekat dengan area rumah sakit ini. Akan lebih mudah jika Belle menjadikan Meisha sebagai peran antagonis bak sinetron serial panjang yang digambarkan jahat dan suka menindas tokoh utama. Meisha tidak seperti itu. Dia manis. Dia sangat baik pada Belle dan Kimora. Ketika menjenguk Phill dia sering membawakan makanan kesukaan Belle dan Kim, donat dan croissant. Kim juga sering diajak bermain oleh Meisha dengan boneka yang dibeli untuk anaknya.
Lagi-lagi sinar mata Phill memperlihatkan semuanya. Sorot mata yang mendambakan kehidupan bersama dengan Meisha sebagai pendamping hidupnya. Bukan Belle.
"Mas, makan dulu ya?" ucap Belle masih berusaha menyuapi Phill.
Phill menolaknya dengan halus dan Meisha melihat keadaan itu setelah kembali bermain dengan Kim. Meisha mengambil alih peran Belle dan berhasil menghabiskan seluruh yang ada di atas piring itu.
Dalam pejaman matanya, Belle sudah tahu kisah akhir pernikahan ini. Penuh air mata dan mellowdrama. Mungkin inilah akibat dari dirinya yang terlalu percaya diri bahwa Phill selalu memuja dirinya padahal tidak sama sekali.
Dengan mengepalkan tangan dan melihat pemandangan yang terus menyakiti hatinya, Belle sudah memutuskan satu hal ketika semua menjadi siap dalam satu hempasan.
Melepaskan Phill dan juga...
Menyerah pada kenyataan bahwa dia bukanlah wanita yang diinginkan oleh Phill hingga akhir hayatnya.
.
.
.
.
.
Semua mulai kembali normal seiring berjalannya waktu. Phill telah pulih dan Belle masih berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya. Phill bersikap semakin manis pada Belle dan Kim walau Belle tahu itu hanyalah peran yang dijalankan oleh Phill untuk menutupi perasaan yang sesungguhnya.
Setahu Belle, Phill semakin dekat dengan Meisha setelah sembuh dari penyakitnya. Membanggakan Meisha bahwa wanita itu bisa membuatnya takut dan pada akhirnya makan sesuai anjuran Dokter. Dalam hati Meisha sedikit ketidaknyamanan timbul. Dia merasa tidak enak dengan Belle. Namun, Phill membantah semua itu. Dia mengatakan Belle justru senang dengan kehadiran Meisha yang bisa membantunya mau makan.
Di tempat lain, Belle menulis surat yang entah tak bisa dihitung lagi olehnya.
Phill, aku lelah dengan semua ini. Bisakan aku menyerah pada pernikahan kita?
Aku tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa tidak ada hadirnya diriku dalam dirimu.
Aku memutuskan akan pergi sebelum kau meninggalkanku lebih dulu.
Karena kau tahu, aku tidak bisa ditinggalkan olehmu. Lebih baik aku yang meninggalkanmu terlebih dulu.
I'm your's
Belle
Dilipatnya surat itu dan dimasukannya kedalam amplop. Dihapusnya jejak air mata di pipinya dan dia menepuk pipinya sembari menyemangati diri.
"Selangkah lagi aku bertahan dan aku akan melepaskan dirimu untuk bahagia."