Dikara bersandar di mobilnya selama acara penandatanganan itu berlangsung. Ia tidak langsung pulang. Ia hanya bergeming, menunggu sampai acara itu benar-benar selesai. Lambat laun, antrian mulai berkurang. Kemudian ia melihat lampu toko mulai redup. Saat itu, Dikara hanya bisa memandang sang wanita dari balik dinding kaca. Wanita itu masih ada di dalam, bersandar pada meja sambil memegang minuman, sesekali mengobrol dengan orang disekitarnya. Tak lama, hanya sibuk dengan ponselnya. Dari kejauhan, Dikara melihat wanita itu berdiri, meregangkan tubuhnya, memutar bahu, serta menggerakkan jari-jarinya. Gerakan yang begitu khas. Sama seperti yang Jelita lakukan setiap selesai duduk berjam-jam, memprogram sesuatu. Kebiasaan itu juga selalu ia lakukan setelah berjam-jam bekerja. Rasanya tid

