Hari-hari Clara begitu monoton. Ia benar-benar merasa akan stres sendiri. Setiap kali melamun, ia akan membuat sebuah cerita, ia juga membuat dialog-dialog dari tokoh ceritanya. Ia menciptakan kerangka dan ide-ide novel di dalam kepalanya. Karena itulah, ia merasa kepalanya lama-lama jadi penuh. Lama-lama, jadi terasa sesak dan seolah akan meledak. Ia harus bercerita kepada seseorang, kepada buku, kepada pulpen, menulis, membaca, atau apa saja. Ia ingin, tapi tidak bisa melakukan semua itu. Ia kehilangan kebiasaan. Kebiasaan yang selalu membuatnya merasa hidup. "Kita belum berkenalan," ucap perempuan yang kemarin tahu soal Kristo Wijaya. Sementara seseorang yang bilang bahwa kematian itu indah, sedang meringkuk. Lebih tepatnya, kembali meringkuk. Memang, pekerjaannya, hanya meringkuk dan