Selesai memberi ASI pada bayi besar, ku putuskan untuk segera beranjak. Kakiku bisa patah jika terus berdiam diri di kasur, aku yakin Rangga akan membiarkanku walau sekejap. Tadi saja membuatku pegal dan kelimpungan. "Kau mau kemana?" Rangga Kemabli menarik tanganku. "Kita baru saja pemanasan," tutur Rangga membuatku membulatkan mata. Oh tuhan! Kenapa aku memiliki suami SE m***m dan sekuat dia. Dua jam berdekatan dia bilang baru pemanasan? Oh tidak! Aku berlari, buru-buru kabur meninggalkan Rangga yang saat ini memanggil manggil namaku. Aku tak peduli, beristirahat di kursi ruang keluarga. "Ada yang anda butuhkan, Nona?" tanya seorang pelayan saat aku baru saja duduk. "Tolong bawakan air untukku," tuturku padanya. Sebenarnya aku ingin s**u untuk menyegarkan kembali tenagaku. Air