Usik hangat mengganggu tidurku. Membuatku menarik kehangatan itu dan menggenggamnya. Namun kehangatan itu lama-lama membuatku panas dingin. Karena dia menjalar ke seluruh tubuh. "Kakak?" Pekikku saat kulihat Rangga sudah ada di sampingku, memelukku. "Selamat pagi, istriku," tutur Rangga lembut, sangat lembut sehingga aku seketika luluh. Tapi syukur, ingatanku masih normal. Ku hempaskan tangannya. "Lepas!" "Kau tidak merindukan ku?" lirih Rangga menarik tanganku. Aku lemah melihat wajah manjanya. Namun dengan kuat ku tahan. Rangga sudah bertindak seenaknya Setidaknya aku harus menghukumnya agar dia merasakan apa yang aku rasakan. "Aku harus pergi, aku bisa terlambat bekerja nanti!" ujarku melepaskan genggamannya dan melenggang pergi masuk ke dalam kamar mandi. Selesai dengan ritual ma