Setelah semalaman membuat tubuhku seperti tertimpa mobil, kini Rangga tidak membiarkanku tidur dengan tenang. "Bangun, sayang." Meniup wajahku dengan sesekali menyolek pipi. "Ah, Kakak! Aku lelah, tolong biarkan aku tidur ya, tulang-tulangku seperti patah," ucapku lemas. Rasanya aku ingin tidur selama seminggu saja mulai saat ini. Mengembalikan energi dan menyatukan tulang-tulang di tubuhku. "Kau tidak ingin melihat Rey lamaran?" tutur Rangga membuat mataku yang rapat langsung terbuka lebar, menatap pria itu selidik. "Rey mau lamaran? Dengan siapa? Kapan? Dimana?" tanyaku tanpa henti. Entah sejak kapan perihal Rey begitu menarik bagiku, padahal dulu aku tidak begitu peduli. Karena dia dan Rangga sama saja, sama-sama kaku dan menyebalkan. Tapi semenjak pria itu ada hubungannya dengan Vi
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books