TUJUH PULUH LIMA

1227 Words

Dua jam pasca insiden. "Ian..." Ian segera berdiri dari tempatnya duduk. Menangkup tubuh Meta yang terbaring di atas hospital bed dengan kedua lengan bawahnya, mensejajarkan kedua pasang netra mereka. Ian mengelus lembut pipi Meta, satu tangan lainnya mengelus lembut puncak kepala isterinya itu. d**a mereka saling bersinggungan. "Ian..." lirih Meta lagi. Ian masih tak kuasa menjawab, setetes air mata menerobos pelupuknya tanpa ijin. Ian melabuhkan ciuman lembutnya di bibir Meta. Mengecup dengan uraian air mata yang menetes ke wajah Meta. "Maafin Meta..." "Kamu ga salah apa-apa. Aku yang salah, harusnya aku ngotot nemenin kamu." lirih Ian. "Tadi udah mau pulang, Meta mau ke toilet. Tau-tau Arman ada di belakangku begitu aku keluar toilet, dia ngancam aku dengan pisau di pung

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD