DUA PULUH TUJUH

1042 Words

"Ta, aku dzuhur dulu ya, baru kita jalan." ucap Ian setelah Andien pergi. "Ok." "Kamu ga shalat?" "Lagi ngga." "Oh ya udah. Tunggu di sini ya." "Hmm!" Meta diam saja sedari tadi, sedari Andien dan Ian duduk bersama. Tak ada satu katapun meluncur dari bibirnya, kelu, dadanya sesak, hatinya ngilu seakan diremas sesuatu tak kasat mata. Keempat temannya yang sedari tadi mencoba berbuat konyol ataupun melontarkan candaan jahil, sama sekali tak ditanggapinya. "Tar..." lirih Meta. Tara menatap Meta, terbersit dibenaknya pertanyaan yang sangat tidak ingin ia jawab. "Ian dan Andien putus karena apa?" tanya Meta, lirih. Tara mendengus, enggan menjawab. “Tar?” desak Meta lagi. "Ta, lo tanya aja sama Ian ya... Gue bisa ga diajak ngomong sama cowo lo sepuluh purnama kalau sampe

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD