Hari itu kuliah Meta selesai setengah jam menjelang makan siang. Ia melangkahkan kakinya menuju toilet untuk mengganti tamponnya yang dirasa sudah penuh. Ketika baru saja merapihkan pakaiannya, Meta mendengar sayup-sayup perbincangan di luar sana. "Gimana kabar Arman, Ra?" "Ga tau deh. Gue datang besuk, dia ga pernah mau nemuin gue." "Malu kali Ra." "Ah tuh p***k aja yang resek, sok ngerasa diperkosa, padahal kalau dia udah ngerasain main sama Arman tuh nagih banget! Biar keliatan bener aja di depan Ian. Dasar p***k sok alim!" "Kita sama-sama perempuan lho, Ra. Coba kalau Meta itu elo —" "LO NGEBELA DIA?" Rena – teman Dira itu hanya menarik napas panjang. Paham betapa kerasnya Dira. "SETELAH SEKIAN LAMA, GUE BISA JATUH CINTA LAGI SAMA COWO TUH SAMA IAN. DAN ITU p***k DATA