Sometimes, the hardest truth isn’t about what you see—it’s about what you refuse to believe. *** "Yara tersentak. “Ngapain kamu, Yara?” Sonny jelas geram. Suara sang ayah bagaikan gelegar petir di hari yang cerah, membuat tubuh Yara menegang seketika. Ia menoleh perlahan, menatap Sonny yang berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam dan dingin. "Apa yang harus aku lakukan untuk mengubah sifat lancangmu?” Pikirannya berputar cepat, mencoba mencari alasan yang masuk akal. Namun, tubuhnya membeku. Jemarinya mencengkeram tepi meja, kakinya seolah tertanam di lantai. Gue harus menjawab apa? Apa yang harus gue lakukan? Yara sudah melihat semuanya—agenda kotor ayahnya, pengkhianatan terhadap kakeknya, fitnah terencana pada Devan, juga rangkaian skenario dari skandal dan permainan busuk