109: FRACTURED LOYALTIES

1875 Words

Terkadang, kita tidak membutuhkan alasan besar untuk bertindak. Cukup rasa muak yang akhirnya memuncak. *** “Kan Abang sudah bilang, Dad mantau aja,” ujar Eldra seraya menyodorkan compress bag ke depan wajah Davi. Hari sudah pagi, matahari baru saja merangkak naik. Davi, Dirga, Ian, dan Abe baru tiba di penthouse menjelang pukul dua dini hari berhubung Davi harus memberi sedikit keterangan pada yang berwajib. Saat itu, Eldra sudah tertidur pulas akibat efek samping obat yang dikonsumsinya. “Masa Dad cuma nontonin dia masuk pesawat, Bang? Ngga mungkinlah.” Davi meringis saat kantong dingin itu menyapa memarnya. Seingatnya semalam tak separah ini. Entah kenapa begitu bangun untuk shalat subuh tadi, seolah wajahnya membengkak, kaku dan nyeri. “Dia masuk pesawat dulu pun kalau belum wakt

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD