Shaka masih di posisi yang sama, berbaring di atas kasur hotel dengan wajah manyun maksimal. Satu tangan, tangan kanannya masih menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya jadi sandaran kepala Anya yang tertidur setengah nyenyak di lengannya. Napas Anya terasa hangat di lekuk bahunya, membuat suasana kamar hotel yang remang dan sunyi itu terasa lebih nyaman ... seharusnya. Tapi tidak sore ini. Karena sore ini, Shaka lagi suntuk. Biasanya dia bisa ikut tidur sebentar seperti Anya, walau setengah jam hanya sekedar menghilangkan rasa lelah setelah jalan - jalan seharian tadi, tapi kali ini benar - benar ia tidak bisa tidur, bukan karena jet lag soalnya mereka berdua sudah bebas dari jetlag. Bukan juga karena kedinginan. Tapi karena satu nama, Demian bangke! "Gila, gila ... gue bener - bene