Dua

1100 Words
Alexy yang terbangun akibat mimpi buruk, memilih untuk turun dari kamarnya dan mengambil minum. Ekspresinya tetap menunjukan kekesalan yang terlihat kentara. Laki-laki itu selalu ada di dalam mimpinya dan selalu menghantui di setiap tidurnya tanpa lelah. Alexy membenci laki-laki itu entah kenapa dia sendiri tidak tahu. Tapi saat pria itu datang ke mimpinya, hatinya terasa sakit. Setelah meminum segelas air, ia segera kembali ke dalam kamarnya untuk melanjutkan tidurnya karena hari masih cukup pagi untuknya bangun. *** Sejak Alexy mengalami amnesia, Dominic selalu mengantarkan Alexy ke psikiater untuk melakukan hipnoterapi. Hal tersebut dilakukan agar Alexy memiliki ketenangan dalam dirinya dan juga melupakan masa lalunya yang berhasil merusak kehidupannya selama ini. Dominic tidak mau Alexy dengan masalalunya, biarkan seperti ini meskipun dengan kebohongan dan paksaan dirinya. "Selamat pagi Mr. Archer," sapa psikiater yang selama ini menangani hipnoterapi Alexy. "Selamat pagi do Dok." Dominic membalas sapaan spikiater tersebut dengan senyuman. Namun, tanpa Dominic sadari, psikiater tersebut sedang curi-curi pandang kepada Alexy, lalu mengangguk sekali ketika mendapatkan petunjuk dari tatapan Alexy. Kemudian Alexy dibawa psikiater itu memasuki sebuah ruangan diikuti oleh Dominic, ia hanya menatap anaknya dari jauh untuk mengetahui perkembangan hipnoterapi Alexy. Lalu layaknya seorang psikiater, dia langsung menghipnotis Alexy dan menanyakan beberapa hal yang mengganggu pikiran Alexy. *** Dimitri yang semalaman tidak pulang ke rumah keluarganya, kini terlihat memasuki rumah dengan keadaan berantakan. Ketika langkahnya sampai di ruang keluarga dia melihat Darren dan Jean sedang menonton televisi bersama. Darren yang sudah diberhentikan dari jabatannya sebagai pemimpin perusahaan, kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah menemani Jean. Seperti pengangguran yang menempel kepada ibunya. "Dimitri, kamu baru pulang? Semalam tidur di apartemen lagi?" Sebelum Dimitri beranjak dari ruang keluarga, suara Jean menghentikan langkahnya dan membuatnya berpaling ke arah Jean. "Iya, mom." Dimitri menjawab dengan singkat, sedangkan Jean hanya menatap heran kepada anaknya itu saat melihat penampilan anaknya yang berantakan. "Akhir-akhir ini kamu sering tidur di apartemen. Kenapa?" Jean memicingkan matanya berusaha mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri dari ekspresi Dimitri, tapi Dimitri hanya menunjukan tampang datar dan tidak merasa terusik dengan pertanyaan ibunya. "Sepertinya dia memiliki urusan sangat penting di apartemennya, Mom." Sahut Darren. Dimitri tidak menghiraukan kembarannya. "Dimitri banyak kerjaan, kalau mengerjakannya di rumah, itu akan mengganggu fokusku." Dimitri tidak menjelaskan alasan sebenarnya dia sering menginap di apartemen. Hanya Darren yang tahu apa yang sedang disembunyikan Dimitri di apartemennya. "Sudahlah, mom. Mungkin Dimitri ingin sendirian. Dia sudah dewasa, seharusnya dia tahu apa yang boleh atau tidak boleh dilakukannya," ucap Darren sambil menunjukkan senyum sinisnya kepada Dimitri. Pada senyum itu terlihat bahwa Darren sedang menyindir Dimitri. Darren tahu Dimitri tidak akan bisa memberikan alasan yang memuaskan kepada Jean hanya karena pekerjaannya, jadi Darren mencoba membantu. Tapi sayangnya bantuan Darren seperti sindiran besar terhadap Dimitri. 'Apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan'? Memangnya Darren sudah melakukan hal yang boleh dilakukan? Dia juga sama seperti Dimitri. Tapi bedanya Darren bermain banyak wanita tanpa menawannya, sedangkan Dimitri hanya bermain satu wanita tetapi menjadikannya seperti pelacur di apartemennya. Dimitri menatap kesal kepada Darren, kemudian berpamitan pergi ke kamarnya sendiri. *** Terlihat seorang laki-laki sedang menatap gedung perusahaan Aleria corp sejak 10 menit yang lalu. Ia terlihat bimbang untuk masuk atau tidak. Tapi rasa rindunya yang sudah teramat besar, membuatnya menguatkan tekat dan berjalan perlahan memasuki gedung tersebut. Laki-laki ini adalah Leonard. Leonard sedikit heran ketika melihat banyak orang berada di dalam gedung dengan memegang kamera serta peralatan wawancara lainnya, sepertinya akan diadakan konferensi pers hari ini. Karena Leonard ingin tahu perkembangan perusahaan Aleria corp, sekaligus mencari tahu tentang Alexy, dia memilih bergabung ke perkumpulan reporter yang sedang berdiskusi untuk pertanyaan yang akan diajukan nanti. "Permisi, apakah saya boleh tahu topik konferensi pers hari ini?" Leonard tidak ingin terlihat bingung saat konferensi pers berlangsung, jadi dia bertanya tentang topik konferensi pers hari ini. Ketika salah satu reporter mendapat pertanyaan itu, dia langsung menatap ke arah Leonard dengan tampang heran, karena topik hari ini sedang hangat dibicarakan di internet tetapi kenapa pria di depannya ini masih mempertanyakannya? "Tentang pemindahan kepemimpinan Aleria corp," dengan sedikit ketus reporter itu menjawab pertanyaan Leonard. Leonard berpikir sejenak ketika mendengar jawaban reporter di depannya dan merenungkan siapa yang akan menjadi pemimpin perusahaan Aleria corp selanjutnya. Seingat Leonard, pemimpin sebelumnya adalah Darren. Meskipun kinerja Darren cukup buruk selama memimpin perusahaan Aleria corp, tetapi dia masih bisa mempertahankan perusahaan ini hingga tidak terjadi kehancuran. Lalu apakah Dimitri yang akan menjadi pemimpin selanjutnya? Leonard terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan menggantikan Darren memimpin perusahaan Aleria corp. Setelah menunggu beberapa saat, tiba-tiba Leonard melihat salah satu staf keluar dari ruangan yang biasanya digunakan untuk konferensi pers dan menyuruh para wartawan untuk segera memasuki aula konferensi pers. Para wartawan dan reporter berbondong-bondong memasuki aula, sedangkan Leonard juga ikut menyusul memasuki aula, berusaha menyamarkan dirinya di antara para wartawan. Ia tidak ingin terpergok oleh salah satu keluarga Archer karena berusaha menyusup ke dalam perusahaan Aleria corp. Para wartawan dan reporter segera duduk di kursi yang sudah disediakan, untuk kameramen tidak diberikan kursi sehingga berdiri di paling belakang. Namun, beberapa kameramen juga terlihat duduk di kursi untuk mendapatkan angle close up pemimpin baru perusahaan Aleria corp. Leonard berdiri di paling belakang bersama kameramen yang tidak kebagian tempat duduk, tapi dia dapat melihat dengan jelas panggung kecil yang ada di depan. Ketika melihat sosok wanita yang mulai berjalan menuju mimbar konferensi pers, seketika tubuh Leonard menegang seketika. Wanita itu adalah wanita yang selama ini dia rindukan setiap malam, bahkan dia masih ingat dimana mereka saling bermadu kasih di atas ranjang yang sama. Leonard dapat melihat ekspresi dingin di kedua mata wanita di depan, sepertinya wanita itu sedikit terganggu karena jam tidurnya harus digantikan dengan menghadiri konferensi pers ini. Leonard tersenyum kecil ketika menangkap sedikit ekspresi kekesalan di wajah wanita itu. Ketika Leonard tengah asik memandangi wajah wanita di depan, seketika dia dikejutkan dengan tepuk tangan riuh dan ucapan selamat bertubi-tubi kepada wanita di depan. 'Jadi, pemimpin baru Aleria corp adalah dia?' Leonard tersenyum lagi ketika mengetahui identitas pemimpin baru Aleria corp. Dia tidak menyangka wanita yang dirindukannya selama ini telah menjadi pemimpin perusahaan. Bukankah itu akan mudah baginya untuk bertemu dengan Alexy? Apakah Alexy akan terkejut jika melihat dirinya? "Sudah lama tidak bertemu, kamu makin cantik saja Alexy," gumam Leonard menganggumi penampilan Alexy yang terlihat menawan dengan balutan setelan jas dan rok span mini membalut paha mulusnya. Penampilan Alexy sangat berbeda dengan terakhir Leonard bertemu. Dulu Alexy merupakan wanita urakan dan barbar, sekarang dia sudah menjadi wanita yang anggun dan memiliki wibawa. Pembawaan Alexy yang dewasa membuat Leonard semakin jatuh hati pada wanita itu. Andai saja waktu itu Alexy tidak segera meninggalkan apartemennya dan mendengarkan penjelasannya, pasti saat ini Alexy masih ada di sisinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD