“Apa yang kamu bicarakan dengan Bunga?” tanya Haris pelan, dengan tangan yang masih merangkul Risa. Ia juga memastikan hanya Risa yang mendengar pertanyaan. Begitu juga sebaliknya, ia berharap Risa juga tidak perlu berbicara terlalu keras karena pembicaraan mereka sangatlah privasi. “Mas Haris yakin nggak bisa menebak apa yang kami bicarakan?” Risa balik bertanya dengan nada pelan. “Dari ekspresi Bunga, sepertinya dia sangat marah. Sebenarnya ada apa, Risa?” Risa menghentikan langkahnya dan kini melepaskan diri dari rangkulan suaminya. Mereka bahkan sudah berdiri berhadapan. “Aku sedang malas menjelaskan, gimana kalau Mas Haris tanyakan saja padanya kalau kalian sedang berkencan.” Haris menggeleng. “Dia tidak bisa ditanya kalau sedang seperti itu.” “Aku juga nggak paham sama jalan pi