"Bagaimana jika membeli katsuobushi kesukaanmu, Sayang?" tanya Yuna saat keduanya telah menyelesaikan acara makan seblak sebelumnya. Kini mereka berjalan bersama menuju minimarket tak jauh dari sana. Dan Kania pun mengangguk setuju sebagai jawaban. Keduanya berjalan melewati trotoar dengan tangan tetap terpaut. Yuna tersenyum simpul melihat wajah Kania lebih hidup dari sebelumnya. Sepertinya Kania sudah melupakannya, batinnya. Melupakan masalah memar yang ia harap Kania tak lagi menanyakannya. Byur! Tiba-tiba tubuh Yuna basah oleh siraman air berbau manis. Baik Yuna dan Kania, mereka begitu terkejut. Yuna segera menoleh pada siapa yang telah melemparnya dengan minuman dan melebarkan mata saat melihat Nadine melotot ke arahnya. "Rasakan itu, jalang!" teriak Nadine keras hingga membuat