Sudah hampir setengah jam yang lalu Revan masih berdiam diri dalam mobil mengamati rumah Yuna dari kejauhan. Mobilnya terparkir di tepi jalan di seberang jalan rumah Yuna. Rasanya sudah lama sekali ia tak menemui Kania dan ia begitu merindukannya. Tapi rasa khawatir mengingat ekspresi kekecewaan Kania membuatnya mengurungkan niat menemuinya. Jujur saja ia tak bisa melihat Kania menatapnya penuh rasa kecewa, itu sangat menyakitkan. Seketika ia menegakkan punggungnya saat melihat Kania keluar dari rumah. Diamatinya Kania dengan mata yang hampir berair. Kania keluar dari rumah dan mengunci pintu. Tujuannya adalah pergi ke warung di seberang jalan untuk membeli garam. Ia lupa jika persediaan garam di dapur habis dan ia harus memasak sebelum mamanya pulang. Kania menoleh ke kanan dan ke ki